Berteman dengan Emosi Negatifmu Ternyata Membuatmu Lebih Bahagia Lho

Tanggal: 21 Agu 2017 08:32 wib.
Penelitian yang dilakukan di UC Berkeley dan dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology, menguji keterkaitan antara penerimaan emosional dan kesehatan psikologis di lebih dari 1.300 orang dewasa di San Francisco Bay Area dan Denver, Co, wilayah metropolitan.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang umumnya menolak untuk mengakui emosi paling negatif mereka, atau menilai emosi mereka dengan kasar, dapat berakhir dengan perasaan stres psikologis.

Sebaliknya, mereka yang umumnya membiarkan perasaan suram seperti kesedihan, kekecewaan dan kebencian, melaporkan gejala gangguan mood yang lebih sedikit daripada mereka yang mengusir perasaan suramnya pergi.

"Ternyata bagaimana kita menerima reaksi emosional negatif kita sendiri sangat penting bagi kebahagiaan kita secara keseluruhan," kata penulis utama studi Brett Ford, asisten profesor psikologi di University of Toronto. "Orang yang menerima emosi ini tanpa menilai atau mencoba mengubahnya mampu mengatasi stres mereka dengan lebih berhasil."

Tiga studi terpisah dilakukan pada berbagai kelompok baik di laboratorium maupun online, dan memperhitungkan usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan variabel demografis lainnya.

Dalam studi pertama, lebih dari 1.000 peserta mengisi peringkat survei seberapa kuat mereka menyetujui pernyataan tersebut sebagai, "Saya katakan pada diri sendiri bahwa saya seharusnya tidak merasakan perasaan yang saya rasakan." Mereka yang membiarkan perasaannya apa adanya menunjukkan tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih tinggi daripada rekan mereka yang kurang menerima.

Kemudian, di laboratorium, lebih dari 150 peserta ditugaskan untuk menyampaikan pidato video berdurasi tiga menit ke panelis. Hal ini untuk menguji keterampilan komunikasi dan kualifikasi relevan lainnya. Mereka diberi waktu dua menit untuk mempersiapkannya.

Setelah menyelesaikan tugas tersebut, peserta menilai emosi mereka tentang tugas tersebut. Seperti yang diharapkan, kelompok yang biasanya menghindari perasaan negatif melaporkan lebih banyak kesusahan daripada rekan mereka yang lebih menerima.

Dalam studi terakhir, lebih dari 200 orang diwawancarai tentang pengalaman paling berat mereka selama periode dua minggu. Ketika disurvei tentang kesehatan psikologis mereka enam bulan kemudian, orang-orang yang biasanya menghindari emosi negatif melaporkan lebih banyak gejala gangguan mood daripada teman sebaya mereka yang menerima perasaan tersebut.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved