Bercermin Yuk!

Tanggal: 18 Jun 2018 10:15 wib.
Pernahkah kamu memperhatikan tingkah seseorang, bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan sosialnya? Bagaimana ia merespon reaksi seseorang, bagaimana ia ketika ‘mati gaya’, bagaimana ia mengutarakan sesuatu, dan bagaimana-bagaimana lainnya. Biasanya sih, ini dilakukan ketika seseorang tertarik kepada seseorang lainnya. Ingat zaman ketika kita tertarik kepada lawan jenis ketika masa sekolah, kuliah, atau sekarang ada yang masih melakukannya karena alasan ‘kepo’ tertentu? Hahaha...

Tenang, ‘kepo’ ini bukan untuk merugikan atau jadi stalker seseorang kok, ini adalah salah satu eksperimen, justru untuk mempelajari diri sendiri, untuk ‘kepo’ pada diri sendiri. Mengapa kita perlu ‘kepo’ pada diri sendiri? Kan kita tentu kenal lah sama diri, tak perlu lagi ‘kepo-kepo’. Jangan salah, ketika kita ‘menjalankan’ diri, ada hal-hal yang mungkin kita tidak sadari. Karena kita memang fokus sebagai pelaku dalam diri, karena kita ada di dalam. Dengan kita mengamati orang lain, kita pun kemudian dapat bercermin, “Seperti apakah aku ketika mengemukakan sesuatu dalam lingkungan sosial?”, “Seperti apakah aku ketika ada ketidaknyamanan dalam sebuah perbincangan?” Proses itulah salah satu kegiatan ‘merasakan’ diri. Kita mencoba melihat diri dari luar, seolah-olah kita dilihat oleh orang lain, padahal sebenarnya kita melihat diri kita sendiri. Kurang lebih seperti misalnya kita tampil di panggung atau berbicara di dalam rapat, lalu kemudian kita meminta pendapat teman atas penampilan kita tersebut. Nah, namun ini kita mengomentari diri atas diri kita sendiri tanpa perantara mata orang lain.

Yang paling mudah sih, kita mengingat-ingat 2 peristiwa yang saling bertolak belakang. Misal: ketika kita marah atau menangis ketika menghadapi sesuatu yang membuat kita nyaman dan ketika kita bisa tenang menghadapi situasi yang kurang lebih sama. Coba cari tahu mengapa kita bisa lebih tenang dalam menghadapi situasi ke-2. Jika sudah ketemu dengan rahasianya, coba aplikasikan itu ketika kita menghadapi hal yang serupa. Dengan begitu kita jadi bisa memiliki pengendalian diri yang lebih baik. Biasanya, ketika kita membutuhkan cermin untuk melihat seperti apa sih kita dalam keseharian, kita dapat menggunakan jasa seorang psikolog untuk berkonsultasi. Namun, jika kita memang tidak memiliki masalah untuk dikonsultasikan, mengapa kita tidak mencoba untuk ‘merasakan’ diri lalu ‘mempelajari’ diri sendiri saja dahulu. Dengan catatan, jika kebingungan dengan hal ini bisa konsultasikan ke teman terdekat, atau jika memang butuh saran pengendalian diri yang lebih serius bisa hubungi psikolog.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved