Bagaimana Otak Mengenali Wajah yang Familiar

Tanggal: 22 Agu 2017 09:34 wib.
Para peneliti di The Rockefeller University telah mulai mengungkap misteri bagaimana otak mengenali wajah-wajah yang familiar. Winrich Freiwald, kepala Laboratorium Neural Systems, dan Sofia Landi, seorang mahasiswa pascasarjana, menemukan dua wilayah otak yang sebelumnya tidak diketahui yang berkaitan dengan mengenali wajah. Daerah tersebut mampu mengintegrasikan persepsi visual dengan berbagai jenis memori.

Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa otak mengandung jaringan area yang merespons secara selektif terhadap wajah dibandingkan dengan jenis objek lainnya (kaki, mobil, handphone, dll). Mereka juga tahu bahwa manusia memproses wajah yang familiar dan asing dengan sangat berbeda. Sebagai contoh, kita unggul dalam mengenali gambar wajah yang familiar bahkan saat disamarkan oleh pencahayaan yang buruk atau ditembak pada sudut yang aneh. Tapi kami berjuang untuk mengenali gambar wajah yang sedikit berubah dengan wajah yang sama saat tidak mengenal kami: dua gambar orang asing yang belum pernah kami lihat sebelumnya, misalnya, ditunjukkan dari perspektif yang berbeda atau dalam cahaya redup.

Dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional, Landi dan Freiwald mengukur aktivitas otak monyet saat mereka merespons gambar wajah monyet lainnya. Wajah-wajah itu terbagi dalam tiga kategori: monyet yang akrab dengan monyet yang pernah tinggal bersama bertahun-tahun; Monyet yang akrab dengan visual yang mereka lihat ratusan kali; Dan yang benar-benar asing.

Para peneliti mengharapkan jaringan pengolah wajah monyet bereaksi sama dengan dua jenis wajah pertama. Tapi sebaliknya, wajah yang hanya familiar secara visual, justru menyebabkan berkurangnya aktivitas di beberapa daerah.

"Seluruh jaringan entah bagaimana membedakan wajah-wajah akrab dari wajah yang familiar secara visual," kata Landi.

Yang lebih mengherankan lagi, wajah binatang yang dikenal monyet selama bertahun-tahun mendorong pengaktifan dua area otak yang sebelumnya tidak diketahui.

Dua area otak yang baru ditemukan ini memberikan kejutan lain. Ketika para peneliti menunjukkan gambar buram kepada para kera dengan wajah yang familiar dan secara bertahap menjadi sangat jelas selama setengah menit, aktivitas area pengolahan wajah yang sebelumnya diketahui ternyata meningkat dengan pasti dari waktu ke waktu.

Temuan baru ini akan memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut mekanisme saraf yang mendasari pengenalan wajah, dan bagaimana otak merespons berbagai jenis keakraban.

"Kami sekarang bisa mempelajari hal-hal ini dengan lebih presisi daripada yang mungkin dilakukan sebelumnya," kata Freiwald.

Dan karena mereka berada di daerah otak yang terkait dengan berbagai jenis informasi, area baru ini juga harus memberikan terobosan untuk memahami proses kognitif dan persepsi yang melampaui penglihatan.

"Ini membuka jendela untuk mengeksplorasi interaksi antara persepsi wajah, ingatan, dan pengetahuan sosial," kata Landi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved