Bagaimana Kecerdasan Umum Berkembang
Tanggal: 23 Agu 2017 10:34 wib.
Salah satu temuan paling mencolok dalam psikologi adalah bahwa hampir semua kemampuan kognitif berhubungan secara positif, orang yang lebih baik dalam keterampilan seperti penalaran umumnya juga lebih baik dalam keterampilan seperti kosa kata. Fakta ini memungkinkan para ilmuwan dan praktisi pendidikan untuk meringkas keterampilan orang pada berbagai domain sebagai satu faktor - sering disebut 'g', untuk ‘general intelligence’ (kecerdasan umum). Meskipun demikian, mekanisme yang mendasari 'g' dan perkembangannya tetap agak misterius.
"Apa yang disebut 'faktor g' ini berarti masih banyak diperdebatkan," jelas peneliti Rogier Kievit dari Unit Ilmu Kognisi dan Ilmu Otak di Universitas Cambridge. "Apakah ini faktor kausal, sebuah artefak dari cara kita menciptakan tes kognitif, hasil dari lingkungan pendidikan kita, konsekuensi genetika, fenomena yang muncul dari sistem dinamis atau mungkin semua hal ini berbeda-beda?"
Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan dari Cambridge, London, dan Berlin yang dipimpin oleh Kievit secara langsung membandingkan berbagai penjelasan yang diusulkan untuk fenomena 'g' dan bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu. Data digunakan dari kohort longitudinal yang didanai Wellcome (NSPN), di mana 785 remaja akhir, usia 14 sampai 24, diuji pada dua kesempatan kurang lebih 1,5 tahun. Mereka memfokuskan dua topik yang mencerminkan domain kunci 'g', yaitu penalaran cair (memecahkan teka-teki abstrak) dan kosa kata (mengetahui definisi kata-kata).
Tim mengamati bahwa penjelasan terbaik untuk peningkatan keterampilan dari waktu ke waktu adalah model 'mutualisme'. Model ini mengemukakan bahwa kemampuan kognitif saling membantu selama perkembangan: dengan kata lain, ketrampilan penalaran yang lebih baik memungkinkan individu untuk memperbaiki kosa kata mereka lebih cepat, dan kosa kata yang lebih baik dikaitkan dengan peningkatan kemampuan penalaran yang lebih cepat.
Temuan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang kemampuan kognitif, karena mereka berpendapat bahwa perbedaan kecil sejak kecil pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan perbedaan yang lebih besar di kemudian hari, dan membantu menjelaskan bagaimana timbulnya faktor ‘g’.