Anak berusia 10 tahun mengumpulkan hampir $10.000 untuk anak-anak Gaza
Tanggal: 19 Apr 2024 06:21 wib.
Seorang anak perempuan bernama Amaya Rahman yang berusia sepuluh tahun telah berhasil mengumpulkan hampir $10.000 dalam donasi untuk anak-anak di Gaza.
Amaya, yang memulai kampanye bantuan untuk Save the Children, menghadiri Sekolah Dasar St. Bartholomew di London dan mengumpulkan uang tersebut dengan berkemah semalam di halaman sekolahnya bersama teman-temannya pada bulan November.
Dia menyatakan bahwa dia bertujuan untuk mengorganisir kampanye donasi lebih lanjut di masa depan, Amaya mengatakan bahwa dia berharap "anak-anak di Palestina tidak akan pernah mengalami perang seperti ini lagi."
"Semua orang seharusnya memiliki harapan; mereka memiliki harapanku," kata Amaya kepada Anadolu Agency.
Israel telah membunuh lebih dari 33.729 orang dan melukai lebih dari 76.371 orang selama serangannya yang berkelanjutan terhadap Gaza, dengan sebagian besar yang terdampak adalah wanita dan anak-anak.
Kisah inspiratif dari Amaya ini telah menunjukkan betapa seorang anak kecil pun dapat memiliki dampak yang besar dalam membantu sesama. Berkat kegigihannya, Amaya mampu mengumpulkan dana yang signifikan untuk membantu anak-anak di Gaza yang terkena dampak langsung dari konflik yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Keberhasilan Amaya tentu memberikan inspirasi bagi bqnyak orang, terutama anak-anak lain di seluruh dunia, bahwa mereka juga memiliki kekuatan untuk membawa perubahan positif di dunia ini. Hal ini juga menunjukkan pentingnya peran pendidikan serta dukungan dari lingkungan sekitar dalam membentuk karakter anak-anak untuk peduli dan bertindak nyata dalam membantu sesama.
Di samping itu, keberhasilan Amaya juga mencerminkan dampak positif dari dukungan komunitas terhadap kepedulian sosial, khususnya dalam mendukung anak-anak yang berjuang di berbagai belahan dunia akibat konflik dan bencana. Dukungan yang diberikan kepada Amaya membuktikan bahwa ketika seseorang bertindak untuk kebaikan, orang lain juga siap untuk mendukung dan bergabung dalam upaya tersebut.
Semakin banyak anak-anak seperti Amaya yang mendapatkan inspirasi dan dukungan untuk berbuat baik, semakin besar pula efek positif yang dapat dihasilkan dalam menangani berbagai permasalahan kemanusiaan di dunia. Maka dari itu, perlu ada upaya lebih lanjut untuk memberikan pendidikan serta pembekalan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu yang peduli dan aktif dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat global, terutama bagi mereka yang membutuhkan bantuan.
Dengan adanya cerita seperti Amaya, kita diajak untuk mengubah paradigma bahwa usia tidaklah menjadi halangan dalam berbuat kebaikan. Setiap orang, terlepas dari usia dan latar belakang, memiliki potensi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini juga menunjukkan bahwa kepedulian serta aksi nyata dalam membantu sesama dapat dimulai dari lingkungan terdekat, termasuk dari diri sendiri dan keluarga. Kesadaran akan pentingnya solidaritas dan empati dalam menanggapi berbagai permasalahan sosial menjadi sebuah nilai yang perlu ditanamkan sejak usia dini bagi generasi penerus.
Kisah Amaya juga mengajarkan kita bahwa perubahan positif tidak selalu harus berasal dari tindakan besar, tetapi bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang diambil oleh setiap individu. Mungkin suatu kegiatan sederhana seperti menggalang donasi, memberikan semangat kepada mereka yang sedang kesulitan, atau bahkan menyebarkan kesadaran melalui media sosial, dapat memiliki dampak yang besar dalam membantu sesama.
Cerita Amaya Rahman menjadi bukti bahwa kebaikan tidak mengenal batas usia. Anak-anak sekalipun memiliki peran besar dalam membangun dunia yang lebih baik, dan kemampuan mereka dalam membawa perubahan tidak boleh diremehkan. Melalui dukungan, edukasi, dan pemberdayaan, kita dapat mendorong anak-anak untuk menjadi agen perubahan yang memiliki kesadaran sosial dan komitmen untuk berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang positif bagi dunia ini.