6 Crazy Rich Indonesia yang Punya Bisnis Rumah Sakit
Tanggal: 27 Jul 2024 22:01 wib.
Bisnis di bidang kesehatan terus berkembang di Indonesia, terutama di sektor rumah sakit. Bahkan, industri kesehatan mengalami pertumbuhan pesat selama pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 11 saham emiten rumah sakit yang tercatat dan diperdagangkan untuk publik. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis di sektor kesehatan menjadi magnet bagi para investor.
Di balik emiten-emiten pengelola rumah sakit, terdapat sejumlah konglomerat di Indonesia yang memiliki bisnis di sektor kesehatan. Siapa sajakah mereka?
1. Dato' Sri Tahir
Dato' Sri Tahir, seorang konglomerat kelahiran Surabaya pada 26 Maret 1952, merupakan pemilik Grup Mayapada. Grup ini memiliki bisnis di berbagai bidang, termasuk perbankan dan kesehatan. Salah satu kepentingan bisnis kesehatan dari Grup Mayapada adalah Rumah Sakit Mayapada atau Mayapada Hospital. Mayapada Hospital adalah rumah sakit swasta terkemuka yang didirikan oleh Healthcare Group pada tahun 2008 setelah mengakuisisi Honoris Hospital di kawasan hunian eksklusif Modern Land Tangerang. Untuk menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional, Mayapada Hospital bekerja sama dengan National Health Care Group Singapore. Tahir saat ini tercatat sebagai orang terkaya no. 14 di Indonesia menurut catatan Forbes per Juli 2024.
2. Martua Sitorus
Martua Sitorus, seorang konglomerat yang kaya raya dari bisnis perkebunan kelapa sawit, memiliki kepentingan bisnis di sektor kesehatan melalui PT Murni Sadar Tbk (MTMH). Emiten tersebut merupakan pengelola Murni Sadar Hospitals yang memiliki total 6 rumah sakit, terdiri dari 5 rumah sakit Murni Teguh dan 1 rumah sakit ibu anak Rosiva dengan total kapasitas 858 tempat tidur.
3. Keluarga Boenjamin Setiawan
Mendiang Boenjamin Setiawan, seorang konglomerat Indonesia terkaya, merupakan pendiri Rumah Sakit Mitra Keluarga, yang pertama kali berdiri pada tahun 1989. Rumah Sakit Mitra Keluarga memiliki jaringan bisnis yang luas, dengan mengoperasikan sebanyak 25 rumah sakit di berbagai wilayah. Boenjamin Setiawan juga merupakan pendiri perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang menjadi salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.
4. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja memiliki kepentingan bisnis di sektor kesehatan melalui PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang mengendalikan pengelola RS Omni, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME). RS Omni memiliki 8 rumah sakit dengan kapasitas 1.454 tempat tidur, di mana 6 di antaranya adalah rumah sakit EMC dan 2 lainnya adalah rumah sakit GRHA.
5. Mochtar Riady
Mochtar Riady, pendiri Grup Lippo, memiliki bisnis di sektor kesehatan melalui perusahaan terbuka PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO). Grup ini telah mengembangkan jaringan rumah sakit yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Awalnya, Mochtar bekerja sama dengan Gleneagles, perusahaan jaringan rumah sakit di Singapura, namun setelah kerja sama tersebut berakhir, Mochtar tetap melanjutkan bisnis rumah sakit dengan mengubah nama perusahaan menjadi RS Siloam.
6. Keluarga The Ning King
Keluarga The Ning King memiliki bisnis di sektor kesehatan melalui perseroan PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK). Emiten ini memiliki total 2 rumah sakit, yaitu GRHA Kedoya dan GRHA MM2100. The Ning King sendiri merupakan seorang taipan Indonesia yang memiliki berbagai perusahaan di sektor tekstil, industri baja, properti, pertambangan, energi, dan pertanian di bawah bendera Agro Manunggal.
Dari keenam konglomerat tersebut, dapat diketahui bahwa bisnis di sektor kesehatan, terutama di bidang rumah sakit, menjadi bagian penting dalam portofolio bisnis mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang menjanjikan dalam dunia usaha. Dengan kualitas pelayanan yang terus ditingkatkan, berbagai bisnis rumah sakit tersebut dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi industri kesehatandi Indonesia.