Kisah Pemuda Setelah Sholat Iedul Fitri
Tanggal: 3 Jul 2017 23:55 wib.
Usai sholat Ied Fitri di masjid... saya beranjak hendak pulang. Tapi ketika di parkiran saya menghentikan langkah ketika ada sebuah tas tergolek di dekat kendaraan saya. Dengan hati-hati saya angkat tas itu. Sedikit agak berat. Tapi saya tidak tahu siapa pemilik tas ini.
Rasa penasaran, dengan terpaksa demi untuk mengetahui identitas pemiliknya, saya buka tas itu dan menemukan sebuah amplop besar dari nama sebuah bank. Saya baca didalamnya juga ada nama dan alamatnya serta tulisan sejumlah uang. 5 tumpukan uang pecahan Rp.100 ribu. Saya kaget. Antara bingung dan rasa amanah saya keluar masjid. Uang ini harus dikembalikan ke pemiliknya.
Saya bergegas memacu mobil ke alamat yang ada dibungkusan uang itu. Ketika sampai, saya coba beri salam dan mengetuk pintu pagar rumah. Keluar seorang laki-laki yg sudah berumur berperawakan tinggi, berkulit putih cerah kearab-araban yang menanyakan mau ketemu siapa? Saya bertanya, "Saya mau bertemu Bapak Haji Salim. Apakah ada?"
"Saya nama yang saudara cari. Ada apa ya?"
"Pak Haji tadi sholat di masjid Jami' ?", tanya saya.
"Ya. Betul"
"Pak Haji tadi bawa apa ketika sholat?"
Laki-laki itu menjawab, "Astaghfirullah.. iya .. saya bawa tas coklat dan dari tadi saya mencari-carinya.. Saya lupa dimana nyimpannya." Pandangannya kearah saya penuh selidik.
Saya kembali ke mobil dan mengeluarkan tas yang tadi diketemukan di masjid. "Tas yang ini bukan pak?"
"Ya... yang itu.. Aduh Alhamdulillaah.. terima kasih nak. Dalam tas ini bapak nyimpan uang dari Bank ."
"Maaf demi untuk mencari pemiliknya terpaksa saya melihat isinya , pak.."
Saya serahkan tas itu dan minta diri untuk pulang.
Tapi saya ditahan pak Haji Salim, "Tunggu nak, ada yang ingin bapak sampaikan padamu sebagai rasa terima kasih bapak."
Pak Salim yang berwajah arab ini lalu memanggil nama seorang wanita. Tidak lama kemudian muncul seorang wanita cantik berhijab tersenyum ramah kepadaku. Masya Allah.... hati ini mulai berdetak kencang.
"Nak ini anak saya. Dia belum menikah. Dia janji akan menikah dengan laki-laki yang baik dan jujur seperti kamu."
Saya kaget. Dengan tergagap saya berkata, "Maaf pak, saya sudah beristri. Saya belum bilang apa-apa ke istri saya tentang rencana bapak ini."
Pak Salim tersenyum, dia bertanya dengan sabarnya, "Tenang nak, bapak nanti yang minta idzin ke istrimu. Ada no hpnya?"
Saya mengangguk lalu memberikan no hp tsb. Pak Haji Salim mencatat nomor HP saya dan langsung menelpon ke istri saya. Tubuh saya tiba-tiba gemetar saking gemetarnya sampai seperti diguncang-guncang apalagi saat telpon diberikan kepada saya katanya istri saya mau bicara, kemudian terdengar suara istri saya sambil menggoyang-goyang tubuh saya...
Pa bapa bangun...
Tolong angkat Gallon Aqua...!