Waduhh!! Patah Hati Bisa Buat Orang Mati, Serius??
Tanggal: 9 Mar 2018 17:12 wib.
Tampang.com - Nikki Stamp, seorang ahli kesehatan jantung asal Australia menyatakan bahwa sakit hati secara emosi ternyata benar-benar mampu pengaruhi kesehatan kita, termasuk risiko meninggal karena serangan jantung.
Dikutip dari laman Australia Plus, sebuah penelitian ilmiah menunjukkan bahwa selang sebulan setelah orang yang dicintai meninggal, risiko kematian kita ternyata dapat meningkat secara signifikan.
Istilah ini dinamakan sebagai "taktsubo cardiomyopathy", sebuah istilah untuk menyebut munculnya sindrom penyakit yang disebabkan naik turun emosi karena patah hati.
"Dalam kondisi stres yang akut, terjadi peningkatan adrenalin yang menyebabkan risiko serangan jantung," kata Dr Stamp.
Dijelaskan Dr Stamp, pada jantung orang yang patah hati, terlihat pembuluh koroner mendorong jantung mereka menggembung. Hal ini pertama kali ditemukan di Jepang pada 1990, setelah jantung seorang pasien dikatakan bentuknya menyerupai badan gurita.
Dr Stamp mengatakan, takotsubo jarang terjadi, kecuali pada risiko yang menyerang jantung wanita setelah masa menopause.
"Tidak semua orang yang menderita (taktsubo) akan berujung pada risiko kematian, tergantung bagaimana penanganan kesehatan oleh yang bersangkutan dan lingkungan sekitarnya," tukasnya.
Penelitian sudah dilakukan dan para periset mengubah cara kita berpikir soal patah hati dalam pengertian medis.
"Misalnya, dalam beberapa tahun terakhir depresi telah dianggap sebagai faktor berisiko pada penyakit jantung yang berdiri sendiri," kata Dr Stamp.
"Sekarang, yakni 20 tahun setelahnya, ini bukanlah sesuatu yang orang katakan karena sepertinya lembut."
Telah ada juga sejumlah penelitian lebih lanjut soal bagaimana depresi tidak hanya berpengaruh pada masalah jantung, tapi juga memengaruhi pemulihan pasien.
"Pengobatan dalam hal ini menjadi sedikit lebih holistik," kata Dr Stamp.
"Kami menyadari bahwa penyakit ini tidak ada di luar sana dan ini menjadi benar-benar penting," kata dia.