Vaksinasi Jadi Benteng Utama Cegah Campak, Dokter Anak Ingatkan Pentingnya Nutrisi
Tanggal: 1 Sep 2025 14:24 wib.
Dokter spesialis anak dr. Ria Yoanita, Sp.A, menegaskan bahwa hingga saat ini vaksinasi masih menjadi langkah paling utama dan efektif untuk mencegah penyakit campak. Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, vaksin campak bukan hanya melindungi individu, tetapi juga menciptakan perlindungan komunitas melalui herd immunity.
“Vaksinasi adalah satu-satunya pencegahan utama campak,” ujarnya di Jakarta, Jumat, sambil menambahkan bahwa masyarakat tidak boleh lengah terhadap penyakit yang penularannya jauh lebih cepat dibandingkan COVID-19.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa pencegahan tidak berhenti pada vaksin saja. Gizi seimbang memiliki peran besar dalam memperkuat daya tahan tubuh anak, sehingga dapat menurunkan risiko infeksi maupun komplikasi jika terpapar. Dalam hal ini, kebutuhan nutrisi makro seperti protein dan lemak, serta mikronutrien penting seperti zat besi, vitamin C, vitamin D, dan zinc harus diperhatikan dalam pola makan sehari-hari.
Lebih lanjut, dr. Ria yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti manfaat vitamin A dosis tinggi bagi anak yang sedang terinfeksi campak. Pemberian vitamin A dengan dosis 100.000–200.000 IU sesuai usia selama dua hari berturut-turut terbukti dapat menekan risiko komplikasi serius seperti pneumonia, kebutaan, hingga kematian. Kendati demikian, ia menekankan bahwa penggunaan vitamin A dosis tinggi ini tidak untuk pencegahan rutin. “Jika diberikan tanpa indikasi, justru bisa menimbulkan bahaya,” tegasnya.
Peringatan ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya menekankan bahwa campak jauh lebih berbahaya dibandingkan COVID-19 karena tingkat penularannya yang sangat tinggi. “Jika COVID-19 menular dari satu orang ke dua atau tiga orang, maka campak dapat menular dari satu orang ke delapan belas orang lainnya,” ungkap Menkes dalam kunjungan kerja di Sumenep, Jawa Timur, Kamis.
Meski demikian, Budi menegaskan bahwa keberadaan vaksin membuat penyakit ini dapat dikendalikan. Oleh karena itu, pemerintah terus mempercepat program imunisasi sebagai langkah strategis untuk mencegah meluasnya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak yang sudah ditemukan di sejumlah daerah, termasuk di Sumenep, Madura, dan Sumatera Utara. Saat ini, Kementerian Kesehatan mencatat ada 46 wilayah di Indonesia yang melaporkan kasus campak, sehingga kewaspadaan harus ditingkatkan.
Sebagai upaya pencegahan lebih lanjut, pemerintah juga memperketat pengawasan melalui surveilans ketat di empat kabupaten di Madura, serta menyiapkan rencana pembangunan laboratorium khusus di wilayah tersebut untuk memperkuat deteksi dini. Menkes kembali mengimbau masyarakat agar tidak menunda imunisasi anak, baik di Madura maupun di seluruh daerah yang berisiko.
“Vaksinasi campak sudah tersedia, terbukti efektif, dan menjadi senjata utama kita. Jangan tunggu sampai terlambat, segera bawa anak-anak untuk mendapatkan imunisasi lengkap,” kata Budi.
Dengan kombinasi vaksinasi, pola makan bergizi, serta edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat, diharapkan rantai penularan campak dapat segera diputus, sehingga Indonesia bisa terhindar dari ancaman wabah penyakit menular yang sebenarnya dapat dicegah ini.