Sumber foto: Kompas.com

Ukuran Celana 33 Jadi Sorotan, Benarkah Tanda Risiko Kesehatan Lebih Tinggi?

Tanggal: 17 Mei 2025 12:55 wib.
Tampang.com | Pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin soal pria dengan ukuran celana di atas 33 "lebih cepat menghadap Allah" sempat mengundang perhatian luas. Meski sempat dianggap sensitif, Menkes menegaskan bahwa ucapannya bukan bentuk body shaming, melainkan peringatan agar masyarakat lebih peduli pada indikator kesehatan tubuh, khususnya risiko penyakit metabolik.

Namun muncul pertanyaan: apakah benar ukuran celana di atas 33 secara otomatis menandakan kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan?


Ukuran Celana dan Lemak Viseral: Ada Kaitan, Tapi Tidak Mutlak

Menurut dokter spesialis Gizi Klinik dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K, FINEM, ukuran celana memang bisa menjadi petunjuk awal terhadap kondisi kesehatan, karena berhubungan langsung dengan lingkar pinggang. Dan lingkar pinggang sendiri berkaitan erat dengan lemak viseral—lemak yang tertimbun di dalam rongga perut dan berisiko memicu penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.

“Lingkar pinggang berhubungan dengan lemak viseral yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit metabolik,” ujar Raissa kepada Kompas.com, Kamis (15/5/2025).


Indikator Kasar, Bukan Vonis Kesehatan

Meski demikian, Raissa menekankan bahwa ukuran celana besar tidak serta-merta berarti seseorang pasti sakit atau tidak sehat. “Ukuran celana besar tidak selalu berarti risiko kesehatan lebih tinggi,” tegasnya.

Penilaian status kesehatan seseorang, kata Raissa, harus dilakukan secara menyeluruh. Ukuran pinggang hanyalah salah satu indikator kasar yang bisa dilihat di rumah, tetapi tidak bisa berdiri sendiri sebagai tolok ukur kesehatan.


Penilaian Kesehatan Harus Menyeluruh

Untuk mendapatkan gambaran kesehatan yang lebih akurat, diperlukan kombinasi dari beberapa faktor, seperti:



Komposisi tubuh (lemak vs massa otot)


Pola makan dan aktivitas fisik


Riwayat kesehatan keluarga dan genetik


Pemeriksaan medis rutin



“Jangan hanya terpaku pada angka ukuran celana, karena banyak hal lain yang lebih penting dalam menilai kesehatan,” tambah Raissa.


Kesehatan Bukan Soal Penampilan, tapi Gaya Hidup

Alih-alih fokus pada ukuran celana semata, Raissa menyarankan masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat, menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan melakukan cek kesehatan secara berkala. Dengan cara ini, risiko penyakit metabolik bisa ditekan lebih efektif.

Ukuran celana bisa jadi pengingat, tapi keputusan untuk hidup sehat tetap ada di tangan kita masing-masing.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved