Trump Menyatakan Gula Tebu di Coca-Cola Lebih Sehat, Para Ahli Berpendapat Berbeda

Tanggal: 21 Jul 2025 10:51 wib.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini menggunakan media sosial untuk menyampaikan pendapat mengenai produsen minuman terkenal, Coca-Cola. Ia mengklaim bahwa perusahaan tersebut telah sepakat untuk menggunakan gula tebu dalam produk mereka yang dijual di Amerika Serikat, dan Ia menganggap ini sebagai langkah yang sangat positif.tambah baik dari pihak Coca-Cola.

Melalui kicauan di media sosial, Trump menulis, “Ini adalah keputusan yang sangat baik dari mereka. Anda akan melihat dampaknya nanti, hasilnya jauh lebih baik.” Meskipun demikian, pihak Coca-Cola belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai perubahan ini.

Dalam tanggapan terhadap pernyataan Trump, beberapa ahli gizi memberikan sudut pandang yang berbeda. Seperti yang diketahui, Coca-Cola di Amerika saat ini menggunakan pemanis yang dibuat dari sirup jagung fruktosa tinggi. Ini merupakan jenis gula rafinasi yang berasal dari sumber alami, tetapi proses pengolahan menghilangkan berbagai nutrisi lainnya sehingga meninggalkan bentuk gula yang murni.

Pada awal 1980-an, minuman cola dikembangkan dengan menggunakan gula tebu, tapi kemudian perusahaan beralih ke sirup jagung fruktosa karena faktor harga yang lebih terjangkau. Sebagai informasi, di beberapa negara lain seperti Meksiko, masih ada produsen cola yang menggunakan gula tebu, terutama yang dikemas dalam botol kaca.

Lisa Moskovitz, seorang ahli gizi berlisensi dan CEO dari NY Nutrition Group, menjelaskan bahwa meskipun gula tebu berasal dari tebu atau bit gula dan terlihat lebih alami, pada dasarnya ia juga merupakan jenis gula rafinasi. “Gula tebu mungkin terlihat lebih sehat di permukaan, namun keuntungan sehatnya tidak lebih dari itu,” ucapnya.

Lebih lanjut, Caroline Susie, seorang juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics, menambahkan bahwa tubuh manusia pada dasarnya hanya mengenali zat yang disebut gula, tanpa mempertimbangkan dari mana asalnya. Ia mengingatkan bahwa konsumsi gula olahan dalam jumlah berlebihan bisa meningkatkan risiko beberapa penyakit, termasuk peningkatan berat badan, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan juga penyakit hati berlemak.

Para ahli gizi umumnya tidak merekomendasikan untuk mengkonsumsi soda secara rutin. Namun, mereka setuju bahwa sekali-sekali mengonsumsinya tidak jadi masalah. Meskipun demikian, Susie juga mencatat bahwa minuman diet yang tidak mengandung gula atau kalori dapat menjadi pilihan yang sedikit lebih baik, tetapi masih tidak direkomendasikan oleh para ahli. Untuk hidrasi yang optimal, air tetap menjadi pilihan terbaik, bersama dengan teh tanpa gula yang memberikan alternatif sehat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved