Tren Liburan Pakai Cicilan: Solusi Cerdas atau Jalan Pintas ke Utang? Simak Fakta Lengkapnya!
Tanggal: 4 Mei 2025 08:55 wib.
Fenomena Buy Now, Pay Later (BNPL) atau sistem beli sekarang bayar nanti semakin mengakar dalam gaya hidup generasi muda, terutama kalangan Gen Z dan Milenial. Skema pembayaran ini tidak hanya populer untuk belanja online atau gadget, tetapi kini juga merambah ke sektor pariwisata. Dari pemesanan tiket pesawat, hotel, hingga tiket konser, banyak anak muda memilih mencicil biaya perjalanan mereka dibanding membayar penuh di awal.
Di tengah maraknya layanan ini, muncul cerita nyata dari para pengguna. Kristin Herman, seorang pelancong asal Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa BNPL menyelamatkannya saat mendadak harus bepergian ke Miami. “Persetujuannya sangat cepat dan tidak ada uang muka. Sangat membantu dalam situasi darurat,” ujar Kristin seperti dikutip dari CNBC International pada Kamis, 24 April 2025. Namun, ia juga menekankan bahwa layanan ini bukan tanpa risiko. Sekali saja pengguna terlambat membayar, denda langsung dikenakan.
Pengalaman serupa juga dialami oleh Rane Teo, yang menggunakan BNPL untuk membiayai liburan keluarganya ke Batam. Rane merasa puas dengan prosesnya yang cepat, praktis, dan tidak merepotkan. Tanpa harus menguras tabungan sekaligus, ia bisa tetap menikmati liburan berkualitas bersama keluarga.
Cerita-cerita seperti ini menggambarkan betapa BNPL menjadi solusi keuangan baru dalam dunia pariwisata. Layanan ini memungkinkan masyarakat membayar perjalanan dalam bentuk cicilan tanpa bunga, membuatnya tampak lebih ringan secara finansial. Bahkan perusahaan-perusahaan BNPL mencatat lonjakan signifikan. Klarna, misalnya, melaporkan peningkatan 50% dalam nilai pemesanan perjalanan melalui platformnya dalam satu tahun terakhir. Sementara Affirm mencatat pertumbuhan 38% dalam sektor perjalanan pada kuartal akhir 2024, dengan nilai transaksi yang menembus US$1 miliar.
Tidak hanya di negara Barat, tren ini juga merambah Asia. Di Tiongkok, platform perjalanan Fliggy milik Alibaba mencatat pertumbuhan transaksi paket wisata melalui BNPL sebesar 20% dari tahun 2023 ke 2024. Gen Z, khususnya yang lahir antara 1995 hingga 1999, mendominasi hampir seperempat dari total pengguna layanan ini. Bahkan kelompok usia termuda, yakni yang lahir setelah tahun 2000, menjadi kelompok dengan pertumbuhan pengguna tercepat.
Menariknya, BNPL tidak hanya digunakan untuk perjalanan, tapi juga untuk pengalaman hiburan seperti konser. Sebuah laporan dari Billboard menyebutkan bahwa 60% pembeli tiket reguler Coachella 2025 memilih opsi cicilan meski harus menanggung biaya administrasi tambahan. Bagi banyak orang, ini dianggap sebagai cara “lebih ringan” untuk tetap bisa menikmati pengalaman tak terlupakan tanpa harus membayar sekaligus.
Namun, di balik kemudahan tersebut, para pakar keuangan mengingatkan bahwa BNPL bukan tanpa bahaya. Berdasarkan laporan dari NerdWallet, pada tahun 2022 tercatat 63% pengguna BNPL memiliki lebih dari satu pinjaman aktif secara bersamaan. Ini menunjukkan bahwa banyak orang menggunakan layanan ini secara bersamaan untuk berbagai kebutuhan, yang jika tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan masalah keuangan serius.
Masalah lain yang sering muncul adalah sulitnya mengakses layanan pelanggan saat terjadi kendala, serta potensi gagal bayar akibat perubahan kondisi seperti kehilangan pekerjaan atau keadaan darurat lain. Sunil Sachdev dari Fiserv mengakui bahwa BNPL bisa menjadi alat keuangan yang efektif, namun hanya jika digunakan secara bijak. Menurutnya, literasi keuangan menjadi kunci utama agar layanan ini tidak justru menjadi jebakan.
Ia menekankan bahwa meskipun cicilan tanpa bunga terlihat menarik, sedikit saja keterlambatan pembayaran bisa berdampak pada skor kredit pengguna. Dalam jangka panjang, ini bisa menghambat akses terhadap produk keuangan lain, termasuk kartu kredit, pinjaman, atau bahkan proses pembelian rumah.
Analis keuangan Andrew Lokenauth memberikan peringatan yang cukup tegas terkait tren ini. “Jika kamu belum bisa membayar liburan secara tunai, mungkin kamu belum saatnya untuk pergi,” ujarnya. Peringatan ini menggarisbawahi pentingnya kesiapan finansial sebelum memutuskan untuk melakukan perjalanan, apalagi dengan skema pinjaman.
Pada akhirnya, BNPL memang menghadirkan kemudahan dan kenyamanan dalam merencanakan liburan. Namun, pengguna perlu memahami risiko dan tanggung jawab yang menyertainya. Layanan ini bisa menjadi solusi pintar bila dipakai secara terkendali dan sesuai kemampuan finansial, tetapi bisa berubah menjadi beban jika disalahgunakan.
Dengan terus meningkatnya popularitas BNPL, penting bagi generasi muda untuk memperkuat literasi keuangan mereka. Memahami konsekuensi dari setiap pilihan finansial akan membantu mereka merencanakan masa depan yang lebih stabil, tanpa terjebak dalam siklus utang hanya demi gaya hidup sesaat.