Sumber foto: Canva

Tren Fashion Loud Money: Ketika Kemewahan Bersuara

Tanggal: 6 Jul 2025 21:02 wib.
Dalam dunia fashion, pendulum gaya terus berayun. Setelah era quiet luxury yang menekankan kemewahan terselubung, tanpa logo mencolok, kini muncul sebuah antitesis yang kian populer: tren 'loud money'. Istilah ini menggambarkan gaya berpakaian di mana kemewahan tidak hanya ditunjukkan, tetapi diteriakkan dengan lantang melalui logo besar, desain mencolok, dan penggunaan merek-merek mewah yang eksplisit. Ini adalah pergeseran dari bisikan elegan menuju pernyataan yang tak terbantahkan.

Apa Itu Loud Money?

Secara sederhana, loud money adalah kebalikan dari quiet luxury. Jika quiet luxury mengutamakan kualitas tinggi, desain minimalis, dan logo tersembunyi yang hanya dikenali oleh "kalangan dalam," maka loud money melakukan hal sebaliknya. Ini adalah tentang menampilkan kekayaan dan status secara terbuka dan mencolok. Pikirkan jaket dengan logo desainer yang sangat besar, tas tangan dengan motif monogram yang ikonik dan mudah dikenali, perhiasan tebal, atau pakaian dengan branding yang jelas dan tak terlewatkan.

Tren ini bukan hanya tentang mengenakan barang mewah, tetapi juga tentang bagaimana barang-barang itu dikenakan. Seringkali, gaya loud money melibatkan kombinasi item yang statement, menciptakan tampilan yang berani dan menarik perhatian. Ini adalah fashion yang mengklaim ruang, secara visual maupun simbolis.

Akar dan Evolusi Tren Loud Money

Fenomena loud money bukanlah hal baru. Sepanjang sejarah, tampilan kekayaan yang demonstratif telah ada dalam berbagai bentuk. Pada era 80-an, misalnya, era logomania pernah berjaya dengan logo Fendi, Gucci, dan Louis Vuitton yang menghiasi hampir setiap item. Tren ini kemudian meredup seiring datangnya era minimalisme dan krisis ekonomi yang membuat kemewahan yang terlalu mencolok terasa kurang pantas.

Namun, loud money kembali menemukan jalannya, didorong oleh beberapa faktor modern:

Media Sosial dan Budaya Influencer: Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi panggung utama bagi tren loud money. Para influencer dan selebriti sering menampilkan gaya hidup mewah mereka, termasuk pakaian dengan logo besar. Hal ini menciptakan aspirasi visual bagi pengikut dan mendorong merek untuk memproduksi item yang "layak dipamerkan" di media sosial.

Generasi Baru Konsumen Mewah: Generasi Z dan Milenial yang lebih muda, yang kini memiliki daya beli, seringkali tidak terlalu terbebani oleh norma-norma kemewahan tradisional. Bagi mereka, fashion adalah bentuk ekspresi diri yang berani, dan memamerkan merek favorit adalah bagian dari identitas.

Hibrida Streetwear dan High Fashion: Kolaborasi antara rumah mode mewah dan merek streetwear populer telah membawa estetika yang lebih berani dan logo-sentris ke panggung high fashion. Desainer seperti Virgil Abloh (Louis Vuitton) dan Demna Gvasalia (Balenciaga) berperan besar dalam mengaburkan batasan ini, menjadikan gaya yang dulunya dianggap "santai" menjadi simbol status baru.

Ekspresi Keberanian Pasca-Pandemi: Setelah periode panjang pembatasan dan gaya hidup yang lebih sederhana selama pandemi, ada keinginan untuk kembali berekspresi, merayakan kebebasan, dan menampilkan diri secara lebih berani. Fashion loud money bisa menjadi salah satu bentuk pelepasan energi ini.

Psikologi di Balik Tampilan yang Mencolok

Di luar estetika visual, tren loud money juga memiliki dimensi psikologis. Bagi sebagian orang, mengenakan merek mewah yang jelas terlihat adalah cara untuk menunjukkan keberhasilan, status sosial, dan rasa percaya diri. Ini bisa menjadi bentuk validasi eksternal atau cara untuk mengklaim tempat dalam hierarki sosial tertentu.

Selain itu, ada elemen kolektivisme di dalamnya. Dengan mengenakan item yang sangat mudah dikenali, individu menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari kelompok eksklusif yang mampu memiliki barang-barang tersebut. Ini menciptakan rasa komunitas dan kepemilikan. Bagi beberapa individu, ini juga bisa menjadi bentuk pemberontakan atau penolakan terhadap gagasan bahwa kemewahan harus selalu "senyap" dan eksklusif bagi kalangan tertentu.

Dampak dan Masa Depan Tren Loud Money

Tren loud money telah memicu perdebatan. Beberapa kritikus menilainya sebagai bentuk konsumerisme yang berlebihan dan kurang berkelas, sementara yang lain melihatnya sebagai ekspresi kebebasan dan demokratisasi kemewahan. Terlepas dari pandangan pribadi, dampaknya terhadap industri fashion tidak bisa diabaikan. Banyak merek mewah yang kini merangkul estetika ini, merilis koleksi dengan logo yang lebih besar dan desain yang lebih ekspresif.

Namun, seperti semua tren, loud money kemungkinan akan terus berevolusi. Apakah akan meredup dan digantikan oleh sesuatu yang lain, atau justru beradaptasi dan menemukan bentuk baru, masih harus dilihat. Yang jelas, fenomena ini mencerminkan dinamika sosial dan psikologis masyarakat modern yang kompleks, di mana cara kita berpakaian seringkali menjadi cerminan dari siapa kita, apa yang kita miliki, dan bagaimana kita ingin dilihat oleh dunia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved