Sumber foto: iStock

Tren Belanja Gen Z di 2025: Mengapa Industri Kecantikan Justru Melesat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi?

Tanggal: 18 Feb 2025 15:05 wib.
Mayoritas analis memprediksi bahwa tahun 2025 akan menjadi periode penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Ketidakpastian ekonomi membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan dan mengurangi pengeluaran yang tidak mendesak. Namun, ada satu sektor yang tampaknya tetap bertahan bahkan mengalami pertumbuhan signifikan: industri kecantikan dan perawatan diri.

CEO Trans Digital Lifestyle Group, Putri Tanjung, mengungkapkan bahwa pada Januari 2025, sektor kecantikan dan perawatan pribadi mengalami inflasi sebesar 7,27% secara tahunan (Year on Year/YoY). Angka ini lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya, termasuk industri makanan dan tembakau. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun situasi ekonomi berfluktuasi, permintaan terhadap produk kecantikan tetap stabil dan bahkan meningkat.

Industri Kecantikan Melesat di Tengah Tantangan Ekonomi

Dalam acara Female Daily Future of Beauty Summit 2025 yang digelar di Jakarta Selatan pada 17 Februari 2025, Putri Tanjung menegaskan bahwa perawatan diri masih menjadi prioritas bagi konsumen. Namun, ia juga mencatat bahwa kenaikan harga produk akibat inflasi turut memengaruhi pola konsumsi serta preferensi merek yang dipilih oleh masyarakat.

Data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menunjukkan bahwa industri kosmetik memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Pada tahun 2024, industri kecantikan tumbuh hingga 10%, jauh melampaui pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya mencapai 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun kondisi finansial memburuk, minat masyarakat terhadap produk kecantikan tetap tinggi.

Fenomena Doom Spending di Kalangan Gen Z

Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan industri kecantikan adalah tren doom spending, yang marak di kalangan generasi Z. Doom spending merupakan perilaku konsumsi impulsif tanpa banyak pertimbangan, sering kali dilakukan sebagai bentuk pelampiasan akibat tekanan finansial atau ketidakpastian masa depan.

Gen Z cenderung mengutamakan gaya hidup dan hiburan dalam pengeluaran mereka. Berdasarkan data, sebanyak 54% dari Gen Z menggunakan layanan Paylater untuk membiayai perjalanan dan hiburan, sementara 42% menggunakannya untuk berbelanja pakaian dan 43% untuk membeli gadget. Fenomena ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan ekonomi, mereka tetap mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan non-esensial, termasuk produk kecantikan.

Mengapa Produk Kecantikan Tetap Diminati?

Meskipun inflasi dan ketidakpastian ekonomi melanda, permintaan terhadap produk kecantikan tidak mengalami penurunan drastis. Berikut beberapa alasan mengapa industri ini tetap diminati:



Kebutuhan Psikologis dan Kepercayaan Diri


Produk kecantikan tidak hanya sekadar kebutuhan estetika, tetapi juga memiliki dampak psikologis. Banyak orang merasa lebih percaya diri dan nyaman dengan penampilan yang terawat, terutama dalam lingkungan sosial yang kompetitif.



Tren Media Sosial yang Mendorong Konsumsi


Platform seperti TikTok dan Instagram memainkan peran besar dalam mendorong tren kecantikan. Influencer dan beauty enthusiast sering kali mempromosikan produk, membuat masyarakat lebih tertarik untuk mencoba produk terbaru.



Meningkatnya Kesadaran Akan Self-Care


Kesadaran akan pentingnya perawatan diri semakin meningkat, terutama di kalangan anak muda. Mereka tidak hanya membeli produk makeup, tetapi juga skincare sebagai bagian dari gaya hidup sehat.



Kemudahan Akses dan Skema Pembayaran Fleksibel


Dengan hadirnya layanan Paylater, masyarakat lebih mudah membeli produk tanpa harus membayar secara langsung. Hal ini semakin mendorong konsumsi impulsif, terutama di kalangan Gen Z.




Apa Dampaknya bagi Pasar dan Pelaku Usaha?

Tren ini memberikan peluang besar bagi pelaku bisnis di industri kecantikan. Dengan meningkatnya permintaan, merek-merek kecantikan dapat berinovasi dalam menawarkan produk yang lebih relevan dan terjangkau bagi konsumen. Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha:


Menyesuaikan Harga dengan Daya Beli Konsumen


Menghadirkan produk dalam berbagai varian harga untuk menjangkau lebih banyak segmen pasar.


Mengoptimalkan Pemasaran Digital

Memanfaatkan platform media sosial dan bekerja sama dengan influencer untuk menjangkau audiens yang lebih luas.


Menawarkan Skema Pembayaran yang Fleksibel

Menyediakan opsi pembayaran cicilan atau Paylater agar produk lebih mudah diakses oleh konsumen.


Inovasi Produk Berkelanjutan

Meningkatkan kualitas dan kandungan produk, serta mengadaptasi tren kecantikan global agar tetap relevan di pasaran.




Kesimpulan: Masa Depan Industri Kecantikan di Indonesia

Meskipun ekonomi Indonesia menghadapi berbagai tantangan pada tahun 2025, industri kecantikan tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Perilaku belanja impulsif yang dipicu oleh tekanan finansial, tren media sosial, serta meningkatnya kesadaran akan self-care menjadi faktor utama yang mendorong sektor ini tetap stabil.

Bagi pelaku usaha, memahami perubahan pola konsumsi dan mengadopsi strategi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat menjadi kunci untuk terus bertahan dan berkembang. Dengan inovasi yang tepat, industri kecantikan di Indonesia diprediksi akan terus tumbuh dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved