Tiga Merek Kecantikan Lokal yang Merugi di Indonesia
Tanggal: 15 Nov 2024 11:48 wib.
Industri kecantikan di Indonesia semakin berkembang, namun setidaknya sudah ada tiga merek lokal yang akhirnya menutup bisnisnya secara permanen dalam beberapa waktu belakangan ini.
Perjuangan mereka untuk bertahan di pasar kecantikan Tanah Air tampaknya kalah dengan persaingan yang semakin ketat. Hanifa Ambadar, Founder Female Daily, pun memprediksi tumbangnya sejumlah merek kecantikan lokal di tahun 2024. Brand-brand baru terus bermunculan, namun tidak semua mampu bertahan di pasar.
SYCA, Noolab, dan Innertrue: Kisah Merek Kecantikan yang Berakhir di Indonesia
SYCA
SYCA adalah merek kosmetik dan perawatan kulit (skincare) lokal yang didirikan pada tahun 2019 oleh Pamela Wirjadinata dan Monica Tan. Merek ini telah berhasil memikat hati para beauty enthusiast sejak awal berdiri, terutama dengan produk andalannya yaitu liptint yang sukses viral berkat kolaborasinya dengan serial drama Emily in Paris.
Namun demikian, pada 30 September 2024, SYCA secara mengejutkan mengumumkan penutupan bisnisnya melalui akun Instagram resminya (@syca.official). Setelah melakukan penjualan cuci gudang besar-besaran selama dua pekan, pada 31 Oktober 2024, SYCA secara resmi mengakhiri perjalanan bisnisnya di industri kecantikan Indonesia.
Noolab
Pada 5 Juni 2024, Noolab, merek skincare lokal, juga mengumumkan bahwa mereka harus menghentikan produksi dan berpisah dari industri kecantikan Indonesia.
Sebelumnya, Noolab menghadapi penolakan untuk kedua kalinya oleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI), yang membuat mereka harus menutup operasional bisnisnya. Mereka pun menjual seluruh stok produk dengan diskon besar-besaran sebelum akhirnya resmi menutup bisnisnya.
Innertrue
Sekitar satu tahun sebelum SYCA dan Noolab, merek skincare lokal Innertrue telah mengucapkan perpisahan kepada penggemar kecantikan di Indonesia. Pada 15 Juni 2023, melalui akun Instagram resminya (@innertrue), Innertrue mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi memproduksi skincare dan penjualan di toko resmi mereka akan berakhir.
Mereka menjual seluruh sisa persediaan produk selama satu bulan dengan potongan harga hingga 70 persen sebelum akhirnya resmi menutup bisnisnya pada 31 Juli 2023.
Faktor-faktor Penutupan Merek Lokal
Persaingan yang semakin ketat di pasar kecantikan Tanah Air tampaknya menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan tiga merek lokal ini harus menutup bisnisnya. Selain itu, gempuran produk impor, terutama dari China, juga menjadi ancaman serius bagi brand-brand kecantikan lokal.
Anugerah Pakerti, founder sekaligus CEO AVO Innovation Technology, menyatakan bahwa hal ini menjadi tekanan yang signifikan bagi merek lokal, mengingat pasar kecantikan Indonesia yang besar. Pembatasan perdagangan internasional yang kembali dibuka serta semakin banyaknya platform e-commerce turut membuat pasar merek lokal semakin tertekan.
Tren Industri Kecantikan
Tidak hanya itu, prediksi Hanifa Ambadar mengenai semakin banyaknya brand baru dalam industri kecantikan juga menunjukkan bahwa industri ini terus berkembang. Namun, tantangan untuk bertahan pun semakin berat.
Oleh karena itu, perlu adanya strategi khusus dan dukungan pemerintah agar produk-produk UMKM di sektor kecantikan mampu bersaing dengan kuat di pasar yang semakin kompetitif.