Sumber foto: google

Tidur di Akhir Pekan Dapat Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Tanggal: 10 Sep 2024 13:22 wib.
Tahukah Anda bahwa tidur yang cukup setidaknya 7 jam per malam sangat penting untuk menjaga gaya hidup yang sehat? Akademi Kedokteran Tidur Amerika juga merekomendasikan hal tersebut. Namun, banyak orang kesulitan untuk mempraktikkan kebiasaan tidur yang sehat karena gaya hidup yang sibuk dan kebiasaan hidup tidak sehat.

Namun, berita baiknya adalah, jika Anda mengejar kekurangan tidur di akhir pekan, efeknya dapat sangat menguntungkan. Dilansir dari The Hindustan Times, sebuah studi yang dipresentasikan dalam pertemuan terbaru dari European Society of Cardiology (ESC) menunjukkan bahwa tidur lebih lama di akhir pekan dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga 20 persen.

Laporan baru ini dipresentasikan oleh peneliti Yanjun Song dari Pusat Penyakit Kardiovaskular Nasional Tiongkok. Penelitian tersebut menyatakan bahwa tidur kompensasi yang cukup dapat terkait dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah. Hasilnya sangat signifikan terutama bagi orang-orang yang sering mengalami kekurangan tidur di hari kerja.

Para peneliti melakukan studi pada 91 ribu peserta yang dibagi menjadi empat kelompok dengan ukuran yang hampir sama. Mereka mengamati pola tidur peserta, mulai dari yang tidur paling sedikit hingga yang tidur paling banyak setiap malam. Setelah itu, tim peneliti menghitung risiko penyakit jantung dari setiap peserta dan melakukan tindak lanjut selama 14 tahun setelah pengamatan awal. Tindak lanjut tersebut mencakup pemeriksaan catatan rumah sakit dan kematian masing-masing individu, bukti penyakit arteri koroner, gagal jantung, ketidaknormalan ritme jantung, dan stroke.

Hasil studi menunjukkan bahwa kelompok yang tidur paling lama di akhir pekan memiliki risiko 19 persen lebih rendah untuk mengembangkan penyakit jantung. Sementara bagi peserta yang mengalami kekurangan tidur dan mengejar tidur di akhir pekan, risiko mengembangkan penyakit jantung bahkan 20 persen lebih rendah.

Namun, peneliti dari ESC juga mencatat bahwa terdapat beberapa faktor pembatas dalam penelitian mereka. Sekitar 75 persen peserta tidak melaporkan kekurangan tidur kurang dari tujuh jam dalam seminggu. Selain itu, data yang digunakan bergantung pada laporan individu tentang kebiasaan tidur mereka, yang mungkin tidak selalu akurat.

Selain itu, peneliti tidak mempertimbangkan jenis perawatan yang mungkin diterima oleh peserta selama 14 tahun setelah evaluasi awal. Oleh karena itu, studi ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved