Sumber foto: iStock

Terungkap! Dua Titik Balik Usia yang Bikin Tubuh Berubah Drastis Menurut Ilmuwan Stanford

Tanggal: 28 Jun 2025 09:22 wib.
Penuaan merupakan proses alami yang pasti dialami oleh setiap manusia. Seiring waktu berjalan, tubuh akan menunjukkan tanda-tanda penuaan yang beragam, mulai dari perubahan fisik, penurunan fungsi organ, hingga meningkatnya risiko penyakit kronis. Namun, tahukah Anda bahwa proses penuaan tidak selalu berlangsung secara perlahan dan bertahap? Berdasarkan temuan ilmiah terbaru dari para peneliti di Universitas Stanford, ada dua periode usia tertentu yang menjadi titik balik penting dalam perubahan tubuh manusia.

Studi tersebut mengungkap bahwa manusia mengalami perubahan biologis yang sangat signifikan dan mendadak pada dua fase usia: sekitar usia 44 tahun dan 60 tahun. Penelitian ini menjadi bukti bahwa penuaan tak selalu linier, melainkan juga dapat bersifat dramatis dan kompleks pada fase-fase tertentu dalam kehidupan.

Profesor Michael Snyder, seorang ahli genetika dari Stanford, menyatakan bahwa tubuh manusia tidak hanya mengalami perubahan bertahap dari waktu ke waktu. “Ternyata pertengahan usia 40-an adalah masa terjadinya transformasi besar, begitu pula pada awal usia 60-an. Dan perubahan ini terjadi tanpa memandang jenis molekul yang diteliti,” ujar Snyder saat hasil penelitian ini dipublikasikan pada Agustus 2024, seperti dikutip dari Science Alert.

Studi ini menyoroti betapa rumitnya proses penuaan, yang tidak hanya berdampak pada penampilan luar, tetapi juga berkaitan erat dengan kondisi kesehatan dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit. Snyder bersama timnya mempelajari biologi penuaan dengan melibatkan 108 orang dewasa yang secara rutin menyumbangkan sampel biologis mereka selama beberapa tahun. Sampel-sampel ini dikumpulkan setiap beberapa bulan untuk menganalisis perubahan biomolekuler yang terjadi dari waktu ke waktu.

Dengan pendekatan holistik, para peneliti memantau lebih dari 135.000 fitur biologis dari berbagai jenis molekul seperti RNA, protein, lipid, hingga komposisi mikrobioma di berbagai bagian tubuh seperti usus, kulit, hidung, dan mulut. Hasilnya, ditemukan dua lonjakan besar perubahan biologis yang terjadi secara bersamaan pada sejumlah jenis molekul—yakni pada usia sekitar 44 tahun dan 60 tahun.

Pada usia 44 tahun, ditemukan perubahan molekuler yang mencakup metabolisme lipid, sensitivitas terhadap kafein dan alkohol, serta indikasi awal risiko penyakit jantung, gangguan kulit, dan penurunan fungsi otot. Menariknya, lonjakan pertama ini juga kerap bersamaan dengan masa menopause atau perimenopause pada wanita. Meski demikian, faktor hormonal tersebut bukanlah penyebab utama, karena pria juga menunjukkan pola perubahan biologis serupa di usia yang sama.

Dr. Xiaotao Shen, pakar metabolomik dari Nanyang Technological University Singapura sekaligus penulis utama penelitian ini, menjelaskan bahwa menopause memang dapat memberikan kontribusi pada perubahan yang dialami wanita. Namun, fakta bahwa pria juga mengalami perubahan signifikan pada usia tersebut menandakan adanya faktor lain yang belum sepenuhnya dipahami. “Menemukan faktor-faktor penyebab ini adalah langkah penting untuk riset mendatang,” tegasnya.

Sementara itu, fase kedua yang terjadi sekitar usia 60 tahun memperlihatkan puncak perubahan pada metabolisme karbohidrat dan kafein, serta meningkatnya gangguan pada sistem kekebalan, fungsi ginjal, dan organ lainnya. Kedua fase ini menandai adanya “pergeseran besar” dalam sistem biologi tubuh, yang bisa berdampak pada kesehatan secara menyeluruh.

Penemuan ini semakin memperkaya pemahaman tentang bagaimana tubuh manusia menua. Penelitian sebelumnya pada hewan seperti lalat buah, tikus, dan ikan zebra juga menunjukkan bahwa penuaan terjadi secara bertahap, namun tetap memiliki pola perubahan non-linier yang signifikan. Artinya, bukan hanya manusia, spesies lain pun mengalami tahapan-tahapan kritis dalam siklus hidup mereka yang memengaruhi fisiologi secara menyeluruh.

Hasil riset ini menjadi langkah besar dalam dunia biomedis, karena membuka potensi baru dalam hal deteksi dini dan intervensi penuaan. Jika perubahan molekuler ini dapat diprediksi dan dipantau secara akurat, maka di masa depan, intervensi seperti pengaturan gaya hidup, nutrisi, hingga terapi medis bisa disesuaikan berdasarkan usia biologis seseorang, bukan semata-mata usia kronologis.

Lebih dari sekadar menarik secara ilmiah, temuan ini juga menyimpan harapan akan munculnya pendekatan personalisasi dalam kesehatan manusia. Dengan memahami kapan tubuh kita mengalami lonjakan perubahan, kita bisa lebih siap menghadapi masa-masa kritis tersebut dan mengelola risiko penyakit dengan lebih baik.

Studi mutakhir ini mengonfirmasi bahwa penuaan bukanlah proses yang sepenuhnya linear dan pasif. Tubuh manusia mengalami dua lonjakan perubahan besar pada usia pertengahan 40-an dan awal 60-an yang memengaruhi berbagai sistem biologis penting. Penemuan ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan intervensi medis berbasis usia biologis dan memberi peluang untuk meningkatkan kualitas hidup di usia lanjut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved