Sumber foto: iStock

Ternyata Frugal Living Sudah Ada di Ajaran Islam Sejak Lama! Ini Cara Bijak Kelola Uang ala Ekonomi Syariah

Tanggal: 19 Apr 2025 19:22 wib.
Frugal living, atau gaya hidup hemat, kini semakin banyak diterapkan oleh masyarakat modern yang ingin mengelola keuangannya dengan bijak. Tapi tahukah kamu bahwa konsep hidup sederhana dan penuh kesadaran ini ternyata sudah lama menjadi bagian dari ajaran Islam? Dalam perspektif ekonomi syariah, frugal living dikenal dengan istilah qanaah—yakni sikap merasa cukup, tidak berlebihan, serta menjauhkan diri dari sifat boros dan mubazir.

Menurut Dr. Laily Dwi Arsyianti, dosen Ilmu Ekonomi Syariah dari IPB University, prinsip qanaah ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup hemat yang saat ini populer di kalangan generasi muda. Dalam Islam, seseorang diajarkan untuk tidak berlebihan dalam membelanjakan hartanya, namun juga tetap memiliki kepedulian sosial dengan berbagi kepada orang lain. Jadi, hemat dalam Islam bukan berarti pelit, tapi lebih ke arah menyeimbangkan antara memenuhi kebutuhan diri dan memberi manfaat bagi orang lain.

“Batas antara hemat dan pelit memang sangat tipis,” ujar Dr. Laily dalam keterangan resminya yang dimuat di situs IPB. “Tapi frugal living dalam pandangan Islam justru mengajarkan bahwa dengan memberi—seperti mentraktir atau bersedekah—kita membuka pintu rezeki.”

Frugal living dalam ekonomi syariah lebih menekankan pada prinsip kesederhanaan, kebermanfaatan, dan rasa syukur. Hidup dengan secukupnya dan tidak terjebak pada gaya hidup konsumtif dianggap sebagai bagian dari ibadah, karena itu menunjukkan kesadaran bahwa harta hanyalah titipan yang harus digunakan secara bertanggung jawab.

Agar kamu bisa menerapkan frugal living dalam kehidupan sehari-hari sesuai prinsip ekonomi syariah, berikut beberapa tips praktis dari Dr. Laily:

1. Beri Hadiah dengan Penuh Makna, Bukan Nilai

Ketika ingin memberikan hadiah atau oleh-oleh kepada orang lain, tak perlu memaksakan diri membeli yang mahal. Pilih yang sesuai dengan anggaran namun tetap memiliki makna dan manfaat. Yang terpenting adalah niat baiknya, bukan harga barangnya.

2. Belanja Sesuai Kebutuhan

Godaan diskon dan tren gaya hidup memang sulit dihindari, apalagi di era media sosial. Tapi alangkah bijaknya jika kamu membeli barang sesuai dengan kebutuhan, bukan karena keinginan atau tekanan lingkungan. Belajar mengatakan “cukup” adalah kunci dari gaya hidup hemat.

3. Jangan Lupakan Sedekah

Dalam ekonomi syariah, meski kita hidup hemat, tidak berarti berhenti berbagi. Justru sedekah, infak, dan memberi kepada yang membutuhkan adalah bagian penting dari manajemen keuangan Islami. Rezeki yang kita miliki akan lebih berkah jika disertai dengan kepedulian sosial.

Namun, hidup hemat bukan berarti menurunkan kualitas hidup. Menurut Dr. Laily, kamu masih bisa menikmati hidup dengan cara cerdas. Beberapa strategi berikut bisa membantu kamu menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan kebahagiaan:

1. Hindari Flexing dan Gaya Hidup Konsumtif

Scroll media sosial kadang bikin kita merasa tertinggal jika tidak punya barang yang sedang tren. Padahal, kebahagiaan sejati tidak selalu berasal dari barang mahal. Hindari pamer atau memaksakan diri untuk tampil “wah” demi validasi orang lain.

2. Gunakan Barang yang Masih Layak Pakai

Tak perlu membeli barang baru jika yang lama masih bisa digunakan. Ini berlaku untuk pakaian, elektronik, hingga perabot rumah. Selain hemat, ini juga membantu mengurangi limbah dan lebih ramah lingkungan.

3. Tunda Pembelian yang Tidak Mendesak

Terapkan prinsip 30 hari: jika ingin membeli sesuatu yang bukan kebutuhan pokok, tunggu dulu selama 30 hari. Kalau setelah itu kamu masih merasa membutuhkannya, baru beli. Tapi kalau tidak, berarti keinginan itu hanyalah impuls sesaat.

4. Rancang Keuangan dengan Sistem Tiga Akun

Agar keuangan lebih tertata, pisahkan tabunganmu ke dalam tiga kategori:



Akun Harian: untuk kebutuhan sehari-hari.


Akun Tujuan: untuk keperluan khusus seperti dana pendidikan, liburan, atau mudik.


Akun Darurat: untuk hal-hal tak terduga seperti sakit atau kehilangan penghasilan.



Tak hanya itu, Dr. Laily juga menyarankan agar mulai melirik investasi berbasis prinsip syariah. Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah tabungan berjangka syariah atau deposito dengan sistem automatic roll over yang dijalankan sesuai ketentuan Islam, bebas riba dan lebih menenangkan secara spiritual.

Yang tak kalah penting, menurutnya, adalah menyadari bahwa setiap orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda. Maka dari itu, penting untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain. “Intinya adalah merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Rezeki itu bukan hanya soal angka, tapi juga ketenangan batin dan keberkahan,” tutup Dr. Laily.

Jadi, frugal living bukan sekadar tren hemat gaya hidup modern, tapi sudah lama menjadi ajaran luhur dalam Islam. Menjadi bijak dalam mengelola harta tidak hanya membuat keuangan lebih sehat, tapi juga menambah keberkahan dalam hidup. Siap mulai hidup hemat dengan penuh berkah?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved