Terlalu Banyak Makan Daging Merah Berisiko Endometriosis?

Tanggal: 28 Mei 2025 23:16 wib.
Daging merah merupakan salah satu sumber nutrisi yang kaya akan zat gizi, termasuk tinggi protein. Biasanya, jenis daging ini berasal dari sapi, kerbau, domba, dan kambing. Selain itu, daging merah juga mengandung sejumlah mineral penting seperti zat besi dan zinc, yang berperan krusial dalam proses produksi hemoglobin dalam tubuh kita. 

Namun, ada satu hal yang harus diingat sobat! Daging merah cenderung memiliki kadar kolesterol dan lemak jenuh yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging unggas seperti ayam maupun ikan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan seberapa banyak dan seberapa sering kita mengonsumsinya dalam pola makan sehari-hari.

Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah konsumsi daging merah yang berlebihan dapat menjadi penyebab endometriosis? Ulasan kali ini akan membahas temuan mengenai hal tersebut.

 1. Dampak Lain dari Konsumsi Daging Merah yang Berlebihan

Terlalu banyak mengonsumsi daging merah bisa memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Salah satu penyakit yang dapat timbul akibat tingginya konsumsi daging merah adalah penyakit jantung, yang berkaitan dengan kadar kolesterol dalam darah. Namun, terdapat juga kekhawatiran bahwa daging merah dapat memengaruhi kesuburan wanita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi dua porsi atau lebih daging merah dalam seminggu berisiko 56 persen lebih tinggi terkena endometriosis.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa daging merah dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh wanita, yang merupakan salah satu faktor penyebab endometriosis. Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim, seperti pada indung telur, dan ini dapat menyebabkan nyeri yang sangat menyakitkan serta kesulitan untuk hamil. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1 dari 10 wanita di usia reproduktif.

2. Temuan Konsumsi Daging Merah yang Sebabkan Endometriosis

Penelitian ini dipublikasikan di Journal of Obstetrics & Gynecology. Para peneliti dari Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Washington D.C., melakukan studi terhadap 81.908 perempuan pra-menopause di Amerika Serikat dari tahun 1991 hingga 2013. Setiap responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai pola makan mereka setiap empat tahun.

Dari analisis tersebut, terlihat bahwa tingginya konsumsi daging merah berhubungan dengan endometriosis, sehingga lebih memengaruhi rasa nyeri yang dialami dibandingkan dengan risiko kesuburan. Di sisi lain, konsumsi daging unggas, ikan, dan makanan laut lainnya tampaknya tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko endometriosis.

Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa mengurangi daging merah dapat berdampak pada pengurangan gejala endometriosis, penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk memastikan hubungan ini.

 3. Menyusui Mengurangi Risiko Endometriosis Hingga 40 Persen

Menariknya, sebuah temuan yang dirilis pada bulan September lalu mengungkap bahwa ibu yang menyusui akan mengurangi risiko endometriosis hingga 40 persen. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa menyusui secara alami selama dua tahun dapat mengurangi risiko terhadap gangguan endometriosis yang menyakitkan.

Di dalam temuan yang sama, ditunjukkan bahwa risiko endometriosis dapat berkurang sebesar 8 persen untuk setiap fase tiga bulan menyusui dalam setiap kehamilan. Jika seorang ibu menyusui secara eksklusif selama enam bulan, risiko tersebut bisa turun hingga 14 persen. Fenomena ini mungkin terjadi akibat perubahan hormonal yang muncul selama menyusui, di mana pelepasan hormon-hormon seperti oksitosin dan estrogen berperan dalam menurunkan risiko mengalami gangguan endometriosis.

4. Apa Itu Endometriosis?

Endometriosis adalah kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel yang biasanya ada di lapisan rahim, tetapi tumbuh di area lain dalam tubuh. Dalam keadaan ini, darah yang seharusnya mengalir keluar saat menstruasi justru terperangkap di luar rahim. 

Gejala endometriosis dapat bervariasi, namun biasanya meliputi nyeri hebat, periode menstruasi yang berat, kelelahan, dan peningkatan risiko infertilitas. Penyebab pasti dari endometriosis sering kali tidak diketahui, tetapi faktor genetik, gangguan pada sistem kekebalan tubuh, serta paparan bahan kimia tertentu dapat berperan.

Dengan informasi dan penelitian terkini mengenai hubungan antara konsumsi daging merah dan risiko endometriosis, penting bagi kita untuk lebih memahami dampak dari pola makan yang kita jalani serta melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan guna menjaga kesehatan reproduksi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved