Sumber foto: Google

Tayangan Televisi yang Tepat untuk Anak Berdasarkan Usia Menurut Psikolog

Tanggal: 26 Agu 2025 19:31 wib.
Televisi sering menjadi teman sehari-hari anak-anak di rumah. Namun, tak semua tayangan cocok untuk mereka konsumsi. Dua Psikolog Klinis Anak dan Remaja dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo dan Ratih Zulhaqqi, menekankan pentingnya memilih tayangan sesuai usia agar memberi dampak positif, bukan sebaliknya.Vera menjelaskan, tayangan yang tepat untuk anak sebaiknya memiliki nilai edukatif dan moral yang positif, sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Bahasa yang digunakan pun perlu sopan, sederhana, dan mudah dipahami. “Tayangan anak juga baiknya menampilkan alur sederhana, visual ramah anak, serta tidak berlebihan dalam konflik maupun efek visual,” ujarnya.Ia menambahkan, orang tua sebaiknya menghindari tayangan yang mengandung kekerasan, konten seksual, mistis berlebihan, atau perilaku antisosial. Begitu pula dengan iklan konsumtif, misalnya promosi makanan tidak sehat atau mainan mahal, yang bisa memicu pola pikir materialistis sejak dini.Senada dengan Vera, Ratih Zulhaqqi menyoroti bahaya tayangan dengan alur cerita yang terlalu cepat. Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan overstimulasi sehingga anak kesulitan membedakan realitas dan fantasi. “Anak butuh jeda untuk memproses informasi. Kalau durasinya terlalu lama, anak bisa jadi pasif dan hanya menghabiskan waktu dengan menonton,” katanya.Kedua psikolog ini sepakat bahwa peran orang tua sangat krusial. Mereka menyarankan aturan menonton yang jelas, misalnya anak usia sekolah hanya boleh menonton 1–2 jam per hari. Untuk anak di bawah usia dua tahun, sebaiknya tidak terpapar televisi sama sekali. “Anak usia ini lebih membutuhkan stimulasi langsung lewat interaksi nyata dua arah, bukan layar satu arah,” jelas Vera.Selain itu, orang tua dapat memanfaatkan fitur parental control atau menonton bersama anak untuk memastikan konten yang dipilih benar-benar aman. Menonton juga sebaiknya dijadikan bagian dari rutinitas harian yang seimbang, bukan aktivitas tanpa batas. “Ajak anak berdiskusi usai menonton. Tanyakan pendapat mereka, dan luruskan bila ada perilaku atau konten yang tidak sesuai,” tambah Vera.Tak kalah penting, orang tua juga perlu memberi contoh. Membatasi diri dalam menonton, menciptakan zona bebas layar seperti saat makan bersama atau menjelang tidur, akan membantu anak memahami batasan secara alami.Panduan Menonton Berdasarkan UsiaMengacu pada rekomendasi WHO dan asosiasi dokter anak, berikut panduan umum waktu menonton televisi sesuai usia:0–2 tahun: Sebaiknya tidak menonton TV sama sekali, kecuali untuk video call dengan keluarga.2–5 tahun: Maksimal 1 jam per hari, tayangan edukatif dan didampingi orang tua.6–12 tahun: 1–2 jam per hari, konten edukatif atau bermuatan moral seperti kartun anak, eksperimen sains, hingga dokumenter ringan.13–17 tahun: Diperbolehkan menonton hiburan kategori 13+, namun tetap perlu arahan dan diskusi mendalam bersama orang tua.Ratih menegaskan, yang terpenting bukan hanya apa yang ditonton anak, tetapi juga bagaimana mereka menontonnya dan siapa yang mendampingi. Dengan pendampingan tepat, televisi bisa menjadi sarana belajar yang menyenangkan sekaligus aman bagi tumbuh kembang anak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved