Tak Merokok Bukan Jaminan: 6 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Diam-diam Merusak Paru-Paru
Tanggal: 4 Agu 2025 11:30 wib.
Jakarta – Banyak orang mengira bahwa tidak merokok sudah cukup untuk menjaga paru-paru tetap sehat. Namun kenyataannya, bahaya bagi paru-paru bisa datang dari berbagai arah, bahkan dari aktivitas harian yang tampaknya sepele. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Shivani Swami, konsultan pulmonologi dari Rumah Sakit Amar Jain, WHC, Jaipur, yang menekankan pentingnya perhatian terhadap lingkungan, postur tubuh, dan gaya hidup.
Dalam wawancaranya bersama Hindustan Times pada Jumat (1/8), Dr. Shivani menjelaskan bahwa paru-paru bisa tetap mengalami kerusakan walau seseorang sama sekali tidak pernah menyentuh rokok. Berikut enam kebiasaan yang sering tidak disadari tapi secara perlahan bisa menurunkan fungsi paru-paru:
1. Paparan Asap Rokok Pasif
Meskipun seseorang tidak merokok, berada di sekitar perokok aktif atau lingkungan penuh asap—termasuk dari hookah, rokok elektrik, atau dupa tetap berbahaya. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan penurunan fungsi paru, infeksi saluran pernapasan, bahkan meningkatkan risiko kanker paru.
“Bahkan jika Anda tidak merokok, asap di sekitar Anda bisa membawa dampak yang sama buruknya,” kata Dr. Shivani.
2. Kurang Bergerak
Gaya hidup sedentari alias kurang aktivitas fisik ternyata lebih berbahaya bagi paru-paru daripada yang disangka. Minim gerak membuat paru tidak terlatih untuk bekerja optimal, bahkan bisa menyebabkan penurunan elastisitas paru-paru.
"Aktivitas ringan seperti jalan kaki atau peregangan bisa meningkatkan efisiensi paru secara signifikan," ujar Dr. Shivani.
3. Postur Tubuh Buruk
Kebiasaan duduk membungkuk di meja kerja atau malas bergerak saat rebahan di sofa bisa menghambat kapasitas paru-paru untuk mengembang penuh. Hal ini membuat oksigenasi tidak maksimal dan menurunkan performa organ vital.
4. Menahan Batuk
Meski terdengar sopan, sering menahan batuk sebenarnya berbahaya. Batuk adalah mekanisme alami paru-paru untuk membersihkan lendir dan zat asing. Jika ditahan terus-menerus, lendir akan menumpuk dan mengundang infeksi.
5. Kurang Minum Air
Paru-paru juga butuh cairan agar lapisan mukosa tetap lembap dan fleksibel. Saat tubuh kekurangan cairan, lendir akan mengental, membuat paru-paru kesulitan membersihkan dirinya, dan meningkatkan risiko infeksi.
“Hidrasi cukup menjaga sistem pertahanan alami paru tetap optimal,” jelasnya.
6. Paparan Bahan Kimia Rumah Tangga
Banyak produk rumah tangga seperti pembersih lantai, pengharum udara, hingga lilin aromaterapi mengandung senyawa organik volatil (VOC). Jika terhirup terus-menerus, VOC bisa mengiritasi saluran napas dan menurunkan kapasitas paru.
"Paparan jangka panjang akan menyebabkan gangguan pernapasan kronis, bahkan pada usia muda," tegas Dr. Shivani.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Sebagai langkah pencegahan, Dr. Shivani menyarankan:
Melakukan latihan pernapasan sederhana setiap hari
Olahraga rutin minimal 20–30 menit
Minum cukup air sepanjang hari
Menghindari paparan asap, debu, dan bahan kimia
Menjaga postur tubuh, terutama saat duduk atau bekerja
“Olahraga teratur memperkuat otot pernapasan dan membuat paru-paru Anda bekerja lebih efisien,” tutupnya.
Ingat, menjaga paru-paru bukan cuma tentang menghindari rokok. Tapi juga soal kesadaran kecil dalam keseharian yang bisa berdampak besar dalam jangka panjang.