Sumber foto: Canva

Tahi Lalat Hidup: Amankah Kondisi Ini?

Tanggal: 25 Agu 2025 22:55 wib.
Tahi lalat, atau dalam istilah medis disebut nevus, adalah bintik kecil berwarna cokelat atau kehitaman yang umum ditemukan di kulit. Sebagian besar tahi lalat memang normal dan tidak berbahaya. Namun, ada kalanya sebuah tahi lalat menunjukkan tanda-tanda yang membuat kita bertanya-tanya: apakah tahi lalat ini aman? Istilah "tahi lalat hidup" sering kali digunakan untuk menggambarkan tahi lalat yang tampak aktif, misalnya tumbuh, berubah bentuk, atau gatal. Memahami kondisi ini sangat penting karena bisa jadi indikasi adanya masalah yang lebih serius.

Tumbuh dan Berubah: Proses Alami atau Peringatan Dini?

Tahi lalat terbentuk ketika sel-sel melanosit, yang bertugas memproduksi pigmen melanin, berkumpul di satu area. Selama hidup, tahi lalat bisa mengalami perubahan. Misalnya, pada masa remaja atau kehamilan, hormon bisa menyebabkan tahi lalat menjadi lebih gelap atau sedikit membesar. Perubahan kecil dan bertahap seperti ini umumnya adalah proses alami dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, yang perlu jadi perhatian adalah perubahan yang cepat, asimetris, dan tidak biasa. Tahi lalat yang tiba-tiba membesar secara signifikan, warnanya berubah tidak merata (ada campuran warna cokelat, hitam, merah, atau biru), atau bentuknya tidak lagi simetris, bisa jadi tanda peringatan. Perubahan seperti ini seringkali dikaitkan dengan potensi kondisi yang lebih serius, seperti melanoma, yaitu jenis kanker kulit yang paling berbahaya.

Oleh karena itu, membedakan antara perubahan normal dan perubahan yang mencurigakan adalah kunci. Perubahan yang patut diwaspadai adalah ketika tahi lalat menunjukkan gejala yang berbeda dari tahi lalat lain di tubuh, atau ketika ia mulai terasa gatal, berdarah, atau sakit tanpa alasan jelas.

Membedakan Tahi Lalat Normal dan yang Berpotensi Bahaya

Untuk membantu mendeteksi potensi bahaya, para ahli dermatologi menyarankan metode sederhana yang dikenal sebagai ABCDE. Metode ini bisa menjadi panduan awal untuk memeriksa tahi lalat di tubuh:

A (Asymmetry): Perhatikan apakah tahi lalat punya bentuk yang asimetris. Tahi lalat normal umumnya punya bentuk bulat atau oval yang simetris.

B (Border): Lihat tepiannya. Tahi lalat yang normal punya tepi yang halus dan rata. Jika tepinya bergerigi, tidak rata, atau kabur, itu bisa jadi tanda bahaya.

C (Color): Perhatikan warnanya. Tahi lalat yang normal punya satu warna yang konsisten, biasanya cokelat. Jika ada tahi lalat yang punya lebih dari satu warna atau warnanya tidak merata, seperti cokelat tua, hitam, atau bahkan merah dan biru, ini perlu diwaspadai.

D (Diameter): Ukuran. Tahi lalat yang berdiameter lebih dari 6 milimeter (kira-kira sebesar penghapus pensil) patut dicurigai, meskipun tahi lalat yang lebih kecil pun bisa berbahaya.

E (Evolving): Perubahan. Ini mungkin faktor yang paling penting. Perhatikan apakah tahi lalat menunjukkan perubahan bentuk, ukuran, warna, atau gejala lain (seperti gatal, berdarah, atau sakit) dalam waktu singkat.

Jika sebuah tahi lalat menunjukkan satu atau lebih dari ciri-ciri ABCDE tersebut, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter kulit.

Faktor Risiko dan Pentingnya Deteksi Dini

Meskipun tahi lalat yang berubah belum tentu kanker, risiko ini lebih tinggi pada orang dengan faktor-faktor tertentu. Seseorang dengan jumlah tahi lalat yang banyak (lebih dari 50), riwayat keluarga dengan melanoma, atau kulit yang sangat cerah dan mudah terbakar sinar matahari, memiliki risiko lebih tinggi. Paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan, baik dari matahari maupun alat tanning buatan, juga merupakan faktor risiko utama.

Melakukan pemeriksaan kulit secara rutin, baik sendiri maupun dengan bantuan dokter, adalah langkah preventif yang sangat efektif. Pemeriksaan mandiri bisa dilakukan di depan cermin, memastikan kita memperhatikan setiap tahi lalat di seluruh tubuh, termasuk area yang sulit terlihat seperti punggung dan kulit kepala. Jika ditemukan sesuatu yang mencurigakan, jangan tunda untuk mencari pendapat ahli.

Penanganan dan Prosedur Medis

Ketika tahi lalat dicurigai berbahaya, dokter kulit biasanya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk biopsi. Biopsi adalah prosedur kecil di mana sebagian atau seluruh tahi lalat diangkat untuk dianalisis di laboratorium. Prosedur ini relatif cepat dan aman. Hasilnya akan menentukan apakah tahi lalat tersebut jinak atau ganas.

Jika tahi lalat dinyatakan jinak, prosedur pengangkatan mungkin hanya bersifat kosmetik. Namun, jika ditemukan sel kanker, pengangkatan akan dilakukan dengan margin keamanan yang lebih lebar untuk memastikan semua sel ganas telah terangkat. Deteksi dini melanoma memiliki tingkat kesembuhan yang sangat tinggi, oleh karena itu, jangan pernah menyepelekan perubahan sekecil apa pun pada tahi lalat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved