Tabir Surya Tak Hanya Lindungi dari Sinar Matahari, tapi Juga dari Cahaya Biru Gadget
Tanggal: 27 Jul 2025 22:22 wib.
Paparan sinar matahari memang sudah lama dikenal sebagai penyebab kerusakan kulit, namun ternyata bukan satu-satunya ancaman. Cahaya biru (blue light) yang berasal dari perangkat digital seperti ponsel, laptop, dan komputer juga memiliki dampak buruk pada kesehatan kulit. Oleh karena itu, penggunaan tabir surya kini menjadi kebutuhan esensial, tidak hanya saat beraktivitas di luar ruangan, tetapi juga di dalam ruangan.
Menurut dr. Aditya Surya Pratama, Sp.KK, tabir surya dapat memberikan perlindungan terhadap paparan cahaya biru. Ia menjelaskan bahwa cahaya biru dapat memperparah hiperpigmentasi serta menekan fungsi pelindung alami kulit. Bila terus-menerus terpapar tanpa perlindungan, kulit berisiko mengalami kerusakan struktural yang cukup serius.
“Cahaya biru bisa meningkatkan hiperpigmentasi dan membuat lapisan pelindung kulit melemah. Ini penting karena pelindung kulit adalah garis pertahanan pertama tubuh kita,” ujar dr. Aditya dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Lebih lanjut, dr. Aditya yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, menjelaskan bahwa kerusakan akibat blue light tidak hanya memengaruhi permukaan kulit, tapi bisa menembus hingga ke tingkat sel. Dampaknya bisa memicu gangguan pada produksi kolagen dan elastin—dua komponen penting yang menjaga kekencangan dan elastisitas kulit.
Dampak Nyata Paparan Cahaya Biru pada Kulit
Cahaya biru memiliki panjang gelombang yang cukup tinggi dan berenergi, sehingga mampu menembus lebih dalam ke lapisan kulit dibandingkan sinar UVB. Efeknya pun tak bisa dianggap remeh:
Mempercepat penuaan dini, ditandai dengan munculnya keriput, kulit kendur, dan garis halus.
Menimbulkan flek hitam dan pigmentasi tidak merata, terutama bagi orang dengan jenis kulit sensitif atau kombinasi.
Menghambat regenerasi sel kolagen dan elastin, yang penting untuk menjaga kekencangan kulit.
Berpotensi merusak DNA sel kulit, sehingga bisa memicu berbagai masalah jangka panjang.
“Blue light bisa mempercepat kerusakan DNA sel kulit, yang kemudian membuat produksi kolagen dan elastin terganggu. Ini akan mempercepat proses penuaan,” jelas dr. Aditya.
Perlu Pemilihan Sunscreen yang Tepat
Dengan meningkatnya paparan cahaya biru seiring dengan intensitas penggunaan perangkat digital, pemilihan tabir surya yang tepat menjadi semakin penting. Dr. Aditya menyarankan agar masyarakat memilih produk sunscreen yang diformulasikan sesuai dengan jenis kulit masing-masing, mengingat keberagaman kondisi kulit masyarakat Indonesia.
“Masih banyak produk yang belum optimal di Indonesia. Kita harus teliti memilih yang sesuai jenis kulit, apakah itu kering, berminyak, sensitif, atau kombinasi,” tambahnya.
Sunscreen dengan perlindungan luas atau broad spectrum yang mencakup sinar UVA, UVB, dan cahaya tampak termasuk blue light menjadi pilihan terbaik. Produk yang mengandung antioksidan juga bisa menjadi nilai tambah untuk menangkal radikal bebas.
Cahaya biru kini menjadi musuh diam-diam yang mengancam kesehatan kulit kita, tak kalah bahayanya dari sinar UV matahari. Oleh karena itu, penggunaan tabir surya tidak hanya diperlukan saat beraktivitas di luar ruangan, tapi juga ketika berada di depan layar gadget sepanjang hari. Perlindungan maksimal, dimulai dari langkah sederhana: memilih sunscreen yang tepat dan menggunakannya secara konsisten setiap hari.