Stres Berlebihan Memicu Dampak Serius pada Kesehatan
Tanggal: 16 Jun 2024 17:00 wib.
Stres merupakan salah satu masalah umum yang dapat menimpa siapa pun. Menurut laporan yang diterbitkan oleh American Psychological Association pada tahun 2023, sekitar sepertiga dari orang berusia 18–44 tahun memberikan penilaian tingkat stres mereka sebesar 8–10 dalam skala 1–10. Hal ini menunjukkan bahwa stres adalah kondisi yang tidak bisa dianggap remeh dan dapat berdampak serius pada kesehatan.
Dokter Penyakit Dalam Bersertifikat dan Direktur Medis di Wellbridge, Edmond Hakimi, DO, mengungkapkan bahwa stres merupakan respons alami terhadap tuntutan dan tekanan dalam kehidupan. Berbagai faktor seperti tanggung jawab pekerjaan, masalah keuangan, masalah hubungan, dan perubahan besar dalam hidup dapat menjadi pemicu stres. Oleh karena itu, manajemen stres merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan seseorang.
Salah satu dampak serius dari stres adalah pada kesehatan fisik, perilaku, dan mental. Menurut Marcus Smith, seorang Konselor Profesional Klinis Berlisensi dan Direktur Eksekutif di Alpas Wellness, stres dapat memberikan dampak negatif pada sistem kardiovaskular. Kehadiran hormon stres seperti kortisol dan epinefrin dapat menyebabkan stres oksidatif dan peradangan, sehingga meningkatkan risiko kardiovaskular dan serangan jantung. Stres juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh arteri koroner, yang berujung pada iskemia miokard. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa stres memiliki dampak serius pada kesehatan fisik seseorang.
Selain itu, stres juga dapat memengaruhi sistem pernapasan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Stres tinggi dapat memicu sistem pernapasan menjadi cepat dan dangkal serta meningkatkan risiko terserang penyakit pernapasan. Selain itu, sistem imun tubuh akan melemah ketika mendeteksi stres, yang akan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan memperburuk penyakit peradangan kronis. Oleh karena itu, manajemen stres juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan sistem pernapasan dan sistem kekebalan tubuh.
Pada sistem pencernaan, stres juga dapat menimbulkan dampak serius. Saat stres, neurohormon yang disebut katekolamin akan dilepaskan, yang berdampak terutama pada sistem pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke usus berkurang, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti diare atau sembelit. Penelitian juga menunjukkan bahwa stres berkaitan erat dengan sindrom iritasi usus besar (IBS). Selain IBS, stres juga dapat meningkatkan refluks asam. Oleh karena itu, menjaga kesehatan pencernaan juga memerlukan manajemen stres yang baik.
Selain dampak fisik, stres juga dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang. Stres dapat menyebabkan kecemasan, depresi, gangguan kognitif, perubahan nafsu makan, dan gangguan tidur. Kondisi-kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Oleh karena itu, manajemen stres juga sangat penting dalam menjaga kesehatan mental seseorang.
Ketegangan yang diakibatkan oleh stres juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual dan reproduksi. Stres kronis dapat menekan pelepasan hormon reproduksi utama yang berperan dalam produksi testosteron dan fungsi ovarium. Hal ini dapat berujung pada masalah reproduksi seperti menstruasi tidak teratur, penurunan kualitas sperma, bahkan kemandulan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa stres dapat berdampak serius pada kemampuan reproduksi mereka.