Strategi Mutasi Dokter oleh Kemenkes untuk Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat
Tanggal: 15 Mei 2025 20:02 wib.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pentingnya mutasi dokter sebagai upaya untuk menjaga budaya kerja yang positif dalam lingkungan rumah sakit. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap pertanyaan wartawan mengenai pemindahan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, yang dipandang sebagai tindakan yang tidak dalam rangka pemerataan sumber daya manusia, melainkan sebagai tekanan.
Budi menjelaskan bahwa proses mutasi ini sudah dimulai sejak enam bulan lalu dengan harapan untuk menciptakan pemerataan di dalam dunia medis. "Mutasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada budaya kerja yang tidak mencerminkan nilai-nilai timur yang kental, yang selama ini saya amati mulai mengganggu," tambah Budi saat ditemui setelah rapat bersama DPR RI pada hari Rabu lalu.
Dia memberikan contoh nyata mengenai seorang dokter yang berpindah dari Jakarta ke Surabaya, yang sebelum melakukan praktik di tempat baru menghadapi berbagai larangan hanya karena bukan berasal dari daerah tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan di benaknya yang kemudian dijawab dengan alasan bahwa dokter dari Surabaya mengalami kendala serupa ketika berpraktik di Jakarta. Masalah ini menunjukkan perlunya perubahan dalam pola pikir yang mengarah pada sikap eksklusivitas, di mana dokter merasa hanya ingin berpraktek di rumah sakit tertentu.
Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk mengentaskan masalah ini melalui mutasi yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan dan menghilangkan budaya-budaya yang tidak mendukung kolaborasi antar rumah sakit. "Di rumah sakit kami sendiri, sering kali sulit untuk memindahkan dokter antara pusat-pusat kesehatan, seperti Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono dan RSCM, karena adanya persaingan yang tidak sehat," tuturnya.
Sejauh ini, Budi mengemukakan bahwa sudah ada sekitar 60 dokter yang dimutasi, meskipun fokus pemberitaan sering kali lebih terpusat pada satu individu. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan bersama IDAI terus berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Indonesia, salah satunya melalui penurunan angka stunting dan pengadaan alat kesehatan untuk menekan angka kematian ibu dan anak.
Budi menegaskan bahwa meskipun ada beberapa individu yang mungkin tidak setuju, banyak dokter lain yang terus bekerja keras untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, IDAI juga menjalani pertemuan dengan Komisi IX DPR RI, di mana isu pemindahan sejumlah dokter anak di rumah sakit vertikal yang dianggap tidak mengikuti prosedur pun dibahas.
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menyatakan bahwa pemindahan tugas tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang seharusnya, terutama karena hanya mempengaruhi mereka yang vokal menolak pengambilalihan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak Indonesia (KIKAI) oleh Kemenkes. Piprim berpendapat bahwa pemindahan dirinya dan dua dokter spesialis anak lainnya, serta pemutusan hubungan kerja terhadap Ketua IDAI Sumatera Utara, bisa menjadi tindakan yang kontraproduktif terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan anak, terutama dalam bidang spesialisasi kardiologi anak.