Singkatnya Peran Ayah dalam Mengasuh: Membangun Kepercayaan Diri dan Keberanian Anak
Tanggal: 17 Jul 2025 12:46 wib.
Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak bukan hanya sekadar hadir secara fisik, tetapi juga mencakup keterlibatan emosional yang signifikan. Menurut pakar psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., kehadiran seorang ayah berpengaruh besar terhadap perkembangan psikososial anak. Hal ini terutama terlihat pada aspek kepercayaan diri dan keberanian mereka. Ayah yang terlibat aktif dalam kehidupan anaknya dapat membantu mengembangkan ketangguhan serta keberanian dalam mengambil risiko.
Novi menjelaskan bahwa interaksi aktif seperti berolahraga bersama atau berdiskusi mengenai nilai-nilai kehidupan memiliki peranan yang krusial dalam membentuk resiliensi anak. Hubungan yang hangat dan positif dengan ayah akan membuat seorang anak merasa lebih percaya diri dan berani menghadapi tantangan sosial yang ada di sekitarnya. Sebaliknya, anak-anak yang tumbuh tanpa adanya kedekatan emosional dengan ayah berisiko mengalami ketimpangan psikologis. Misalnya, anak laki-laki mungkin akan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan teman-teman sejenis, sementara anak perempuan bisa mengalami kehilangan kepercayaan terhadap pria atau justru menjadi terlalu mudah mempercayai pria dewasa.
Fenomena yang sering disebut "fatherless" menggambarkan situasi di mana anak kurang mendapat perhatian dan peran ayah, baik secara fisik maupun emosional. Meskipun ayah secara fisik masih ada, jarang sekali ada interaksi yang bermakna, terutama di tengah kesibukan dan tantangan kehidupan modern, khususnya di lingkungan perkotaan di Indonesia. Dalam menanggapi fenomena ini, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan strategis melalui Surat Edaran tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Inisiatif ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan kekurangan peran ayah dan menjadi simbol perubahan dalam gaya pengasuhan di keluarga. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, menekankan bahwa gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi ayah dalam pengasuhan anak, sebagai bagian dari program Gerakan Ayah Teladan Indonesia.