Sumber foto: iStock

Siapa yang Lebih Menentukan Kecerdasan Anak: Ibu atau Ayah? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Tanggal: 13 Mei 2025 21:46 wib.
Banyak orang tua bertanya-tanya, siapa yang lebih besar pengaruhnya terhadap kecerdasan anak—ibu atau ayah? Jawaban ini ternyata bukan hanya mitos atau pendapat pribadi, tapi sudah dikaji dalam studi ilmiah yang melibatkan ribuan responden. Ternyata, genetika berperan penting dalam pembentukan kecerdasan anak, dan menariknya, gen dari ibu memainkan peran yang jauh lebih besar dibandingkan dari ayah.

Selain pengasuhan, pendidikan, dan kasih sayang, faktor biologis ternyata punya kontribusi besar terhadap intelegensi seorang anak. Artikel ini akan membahas lebih dalam bagaimana kecerdasan bisa diwariskan, siapa yang paling besar perannya, dan apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung potensi kecerdasan anak.


Peran Genetik dalam Kecerdasan Anak

Sudah menjadi fakta ilmiah bahwa kecerdasan diturunkan melalui genetik. Namun, yang menarik adalah dari mana asal gen kecerdasan tersebut: dari ibu atau dari ayah?

Sebuah penelitian besar yang mewawancarai lebih dari 12.686 remaja berusia antara 14 hingga 22 tahun mengungkap bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan dan gen yang diwariskan dari orang tua, terutama dari ibu. Dalam wawancara tersebut, para remaja ditanyai mengenai latar belakang pendidikan, status sosial ekonomi, ras, dan faktor lingkungan lainnya. Para peneliti juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada ibu mereka untuk menganalisis keterkaitan data secara menyeluruh.


Kromosom X dan Peran Dominannya dari Ibu

Salah satu temuan penting dari penelitian tersebut adalah bahwa gen yang berkaitan dengan kecerdasan ditemukan pada kromosom X. Ini adalah titik krusial yang menjelaskan mengapa ibu cenderung lebih besar kontribusinya dalam mewariskan kecerdasan kepada anak.

Wanita memiliki dua kromosom X (XX), sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY). Karena itu, perempuan memiliki peluang dua kali lipat untuk menurunkan gen kecerdasan dibanding laki-laki.

Artinya, dalam proses genetik, anak memiliki kemungkinan lebih besar mewarisi kecerdasan dari sang ibu. Meskipun demikian, bukan berarti ayah tidak berperan sama sekali—hanya saja bentuk kontribusinya berbeda.


Apa yang Diturunkan Ayah?

Meski kontribusi ayah terhadap kecerdasan anak tidak sebesar ibu dalam hal gen X, ayah tetap punya pengaruh terhadap perkembangan anak melalui aspek lain. Penelitian dari Psychology Spot menyebutkan bahwa gen yang diturunkan dari ayah berperan dalam membentuk sifat-sifat seperti intuisi, emosi, dan respons sosial.

Menariknya, para ilmuwan juga menemukan bahwa gen tertentu hanya akan aktif jika berasal dari salah satu orang tua. Jika gen kecerdasan berasal dari ayah, gen tersebut cenderung tidak aktif, sementara gen lain bisa menjadi aktif hanya jika diturunkan oleh ayah.

Jadi, meski genetik dari ibu lebih dominan dalam hal kecerdasan, gen dari ayah tetap memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian dan kestabilan emosional anak—dua hal yang juga berkontribusi terhadap kesuksesan intelektual jangka panjang.


Kecerdasan Tidak Ditentukan Genetik Saja

Meskipun genetika memberikan dasar yang kuat, peran lingkungan dalam membentuk kecerdasan anak tetap sangat penting. Pola asuh, kualitas pendidikan, perhatian orang tua, serta interaksi sosial turut membentuk kecerdasan emosional dan intelektual seorang anak.

Sebagai contoh, seorang anak dengan gen kecerdasan tinggi dari ibu, namun tumbuh di lingkungan yang minim stimulasi dan perhatian, mungkin tidak bisa mencapai potensi maksimalnya. Sebaliknya, anak dengan bakat sedang namun diasuh dalam lingkungan yang mendukung bisa menunjukkan performa luar biasa.

Ini menunjukkan bahwa kecerdasan adalah hasil kolaborasi antara faktor genetik dan lingkungan. Maka, keterlibatan aktif dari kedua orang tua tetap sangat diperlukan.


Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk memaksimalkan potensi kecerdasan anak:



Ciptakan lingkungan belajar yang kondusif – sediakan akses buku, ajak diskusi, dan dorong anak berpikir kritis sejak dini.


Perkuat ikatan emosional – kasih sayang dan perhatian dari orang tua meningkatkan rasa aman dan kepercayaan diri anak.


Kembangkan kemampuan sosial dan emosional – bantu anak mengenali dan mengelola emosinya.


Perhatikan asupan gizi dan kesehatan – otak yang sehat butuh nutrisi dan pola hidup yang baik.


Berikan contoh nyata – anak cenderung meniru orang tuanya, jadi tampilkan kebiasaan berpikir positif dan semangat belajar.

Copyright © Tampang.com
All rights reserved