Siapa Sangka? Minuman Sehari-hari Ini Bisa Picu Stroke, Nomor Tiga Paling Mengejutkan!
Tanggal: 17 Mei 2025 15:15 wib.
Tak banyak yang menyangka bahwa minuman yang kita konsumsi setiap hari ternyata bisa menjadi pemicu serangan stroke. Padahal, sebagian besar minuman ini dikenal luas dan bahkan dianggap sebagai bagian dari gaya hidup modern. Namun menurut temuan terbaru para peneliti internasional, kebiasaan mengonsumsi beberapa jenis minuman tertentu secara berlebihan terbukti mampu meningkatkan risiko stroke, khususnya jenis Intracerebral Hemorrhage (ICH) atau pendarahan dalam jaringan otak.
Penelitian ini merupakan hasil analisis data dari studi global INTERSTROKE yang melibatkan lebih dari 26.000 peserta dari 32 negara. Awalnya, hasil penelitian ini diterbitkan pada 2016. Namun, para peneliti dari McMaster University di Kanada dan University of Galway di Irlandia kembali melakukan analisis mendalam terhadap data yang ada. Hasilnya mengungkapkan hubungan yang cukup mengejutkan antara kebiasaan minum sehari-hari dan peningkatan risiko stroke.
3 Jenis Minuman yang Dapat Meningkatkan Risiko Stroke
Analisis menunjukkan bahwa risiko stroke bisa meningkat secara signifikan tergantung pada jenis minuman yang dikonsumsi, jumlahnya, serta kebiasaan konsumsi jangka panjang. Tiga jenis minuman berikut ditemukan sebagai pemicu terbesar:
1. Minuman Berkarbonasi (Soda)
Minuman soda, baik yang mengandung gula asli maupun pemanis buatan, terbukti meningkatkan risiko stroke pertama atau ICH hingga 22%. Efek ini paling kuat ditemukan di beberapa wilayah seperti Afrika, Eropa Timur dan Tengah, Timur Tengah, serta Amerika Selatan.
Meskipun banyak yang memilih varian soda rendah kalori, nyatanya kandungan pemanis buatan dan aditif lainnya tetap memberi efek negatif terhadap kesehatan pembuluh darah otak. Gula tinggi pada minuman ini bisa menyebabkan lonjakan berat badan, diabetes, dan tekanan darah tinggi—tiga faktor utama pemicu stroke.
2. Jus Buah dan Minuman Buah
Meski sering dipromosikan sebagai minuman sehat, ternyata jus buah—terutama yang tidak murni atau telah ditambah gula dan pengawet—dapat meningkatkan risiko stroke hingga 37%. Yang mengejutkan, risiko ini lebih tinggi dialami oleh wanita dibandingkan pria.
Konsumsi dua porsi jus buah per hari sudah cukup untuk melipatgandakan kemungkinan terkena ICH. Para peneliti menduga bahwa tambahan gula dan bahan kimia dalam minuman buah buatan pabrik menetralkan kandungan sehat dari buah itu sendiri, sehingga efek akhirnya justru merugikan kesehatan.
3. Kopi dalam Jumlah Berlebihan
Bagi pecinta kopi, kabar ini bisa jadi mengejutkan. Minum kopi lebih dari empat cangkir sehari ternyata dapat meningkatkan risiko stroke pertama hingga 37%. Meski kopi memiliki antioksidan, namun jika dikonsumsi berlebihan, efek kafeinnya dapat memicu peningkatan tekanan darah dan stres oksidatif yang berkontribusi terhadap gangguan pembuluh darah otak.
Penjelasan Medis: Mengapa Minuman Ini Berbahaya?
Christopher Yi, seorang ahli bedah vaskular yang tidak terlibat langsung dalam studi ini, menjelaskan bahwa kandungan gula dalam minuman berkarbonasi adalah penyebab utama di balik meningkatnya risiko stroke. Gula yang tinggi dapat mendorong terjadinya obesitas, diabetes tipe 2, serta hipertensi, yang semuanya merupakan faktor pemicu utama stroke iskemik maupun hemoragik.
Tak hanya itu, menurut Yi, aditif pada minuman buah juga bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis. Lonjakan ini dapat memicu peradangan dalam tubuh dan merusak fungsi endotel atau lapisan pembuluh darah, yang pada akhirnya memperbesar kemungkinan pendarahan otak.
Teh: Antara Perlindungan dan Risiko Stroke
Berbeda dengan tiga jenis minuman sebelumnya, teh justru menunjukkan efek protektif terhadap risiko stroke di beberapa wilayah, khususnya di Amerika Selatan dan China. Dalam analisis terbaru, konsumsi teh lebih dari tujuh cangkir sehari mampu menurunkan risiko stroke hingga 18%.
Namun, hasil ini tidak seragam di seluruh dunia. Di Asia Selatan, konsumsi teh justru dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Ini menunjukkan bahwa faktor budaya, cara penyajian, dan jenis teh yang dikonsumsi dapat memengaruhi dampaknya terhadap kesehatan.
Para peneliti juga menekankan bahwa konsumsi teh yang berlebihan—terutama yang dicampur dengan gula atau susu berlemak tinggi—bisa menghilangkan manfaat aslinya. Oleh karena itu, memilih teh tanpa tambahan pemanis dan mengonsumsinya dalam jumlah wajar sangat disarankan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Studi Ini?
Studi ini memberi peringatan penting bahwa tidak semua minuman yang terlihat ‘normal’ atau bahkan ‘sehat’ bisa dikonsumsi tanpa batas. Gaya hidup modern yang cenderung mendewakan kepraktisan telah membuat kita terbiasa dengan konsumsi minuman kemasan, tanpa memperhatikan kandungan sebenarnya.
Kini, sudah saatnya kita lebih selektif terhadap apa yang kita minum. Jika ingin menjaga kesehatan otak dan mencegah stroke, langkah terbaik adalah dengan membatasi konsumsi soda, jus buah kemasan, dan kopi berlebihan. Sebagai alternatif, kita bisa mengonsumsi air putih, teh tanpa gula, atau jus buah segar buatan sendiri dalam jumlah moderat.
Kesimpulan: Kesehatan Otak Dimulai dari Pilihan Minuman Anda
Stroke masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di banyak negara. Sayangnya, banyak orang belum menyadari bahwa kebiasaan kecil seperti minum soda atau kopi setiap hari dalam jumlah berlebihan bisa berdampak besar. Mulailah dari hal sederhana: cek label minuman, kurangi gula tambahan, dan pilih air putih atau teh herbal sebagai sahabat sehari-hari.
Semakin cepat kita mengubah kebiasaan, semakin besar peluang kita terhindar dari risiko stroke dan penyakit kronis lainnya.