Sumber foto: iStock

Ribuan Orang Rela Operasi Hidung Demi Gengsi? Tren 'Hidung Sempurna' di Iran yang Bikin Geleng-Geleng!

Tanggal: 22 Apr 2025 09:10 wib.
Operasi hidung atau yang dikenal sebagai rhinoplasty kini telah berkembang menjadi lebih dari sekadar prosedur bedah estetika di Iran. Fenomena ini telah merambah sisi sosial masyarakat—di mana memiliki "hidung ideal" bukan hanya soal kecantikan, tetapi juga menjadi simbol status sosial dan peningkatan ekonomi.

Salah satu contohnya adalah Azadeh, seorang model berusia 29 tahun asal Iran. Ia menyampaikan bahwa seluruh perempuan di keluarganya telah melakukan operasi hidung. Menurutnya, merapikan bentuk hidung—yang dikenal dengan sebutan "hidung Persia"—merupakan investasi yang sangat menguntungkan. Tak hanya mengubah penampilannya, namun juga memberikan loncatan karier signifikan.

“Setelah menjalani operasi, saya mendapatkan lebih banyak pekerjaan modeling, status sosial saya meningkat, dan penghasilan saya bahkan naik hingga tiga kali lipat,” ujar Azadeh dalam wawancara dengan Agence France-Presse (AFP) yang dikutip pada Selasa, 8 Maret 2025.

Data dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2023, lebih dari 264.000 prosedur kecantikan dilakukan di Iran. Dari jumlah tersebut, operasi hidung merupakan yang paling populer.

Fenomena ini terlihat jelas di berbagai sudut kota Teheran dan kota besar lainnya di Iran. Papan reklame besar-besaran menawarkan janji akan wajah yang lebih simetris, hidung sempurna, kulit cerah, hingga senyum dengan gigi rapi. Bahkan, pemandangan orang-orang dengan perban di hidung di jalanan sudah menjadi hal lumrah—bukti nyata tingginya angka operasi tersebut.

Menurut Dr. Hamidreza Hosnani, seorang ahli bedah plastik di Teheran, operasi hidung kini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Iran. Ia mengaku dapat melakukan hingga 20 prosedur setiap minggunya di klinik pribadinya. “Ini sudah menjadi simbol gaya hidup. Tren budaya yang melekat erat dengan identitas,” ungkapnya.

Meningkatnya minat masyarakat terhadap operasi ini juga berkaitan dengan perubahan sosial, terutama setelah protes besar-besaran akibat kematian Mahsa Amini pada tahun 2022. Seiring dengan adanya pembatasan berpakaian bagi perempuan, penampilan wajah pun menjadi satu-satunya aspek yang dapat mereka modifikasi dan ekspresikan.

Meskipun kondisi ekonomi Iran tengah tertekan akibat sanksi internasional dan inflasi tinggi, permintaan terhadap bedah kecantikan tetap tak surut. Di negara dengan upah minimum sekitar US$100 per bulan, biaya operasi hidung dasar dipatok mulai dari US$1.000. Meskipun jumlah tersebut tergolong besar, namun banyak warga rela meminjam uang demi menjalani prosedur ini.

“Saya harus mengajukan pinjaman ke teman dan keluarga untuk bisa menjalani operasi ini. Tapi semuanya sepadan,” ujar Azadeh lagi, menegaskan bahwa hasil yang didapat jauh lebih besar dibanding pengorbanannya.

Tapi, di balik popularitasnya, tren ini juga menyimpan risiko.

Meskipun Iran memiliki fasilitas medis yang cukup canggih dan sering menjadi tujuan wisata medis, banyaknya permintaan membuka celah bagi praktik ilegal. Pemerintah Iran pun telah beberapa kali memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap klinik tanpa izin resmi.

Pada Februari lalu, belasan tenaga medis ilegal ditangkap dan sejumlah ruang operasi di Rumah Sakit Apadana, Teheran, ditutup. Bahkan, pada November 2023, tiga perempuan dilaporkan meninggal dunia dalam satu hari akibat prosedur kecantikan di tiga klinik berbeda di Teheran.

Ava Goli (23 tahun), yang tengah mencari klinik terpercaya untuk operasi hidungnya, mengungkapkan kekhawatirannya. “Saya pernah melihat hasil operasi yang gagal. Itu cukup bikin saya takut, jujur saja,” katanya.

Bukan hanya perempuan yang terdorong mengikuti tren ini. Para pria pun mulai merasakan tekanan serupa. Bahador Sayyadi (33 tahun), seorang akuntan, memutuskan untuk menjalani transplantasi rambut menjelang pernikahannya—meskipun harus meminjam uang terlebih dahulu.

“Keuangan saya sedang tidak stabil, tapi saya tahu penampilan juga penting, terutama menjelang pernikahan,” katanya. “Saat ini, laki-laki juga harus menjaga penampilan, sama seperti perempuan,” tambahnya.

Refleksi Sosial dan Budaya Baru di Iran

Tren operasi hidung di Iran bukan sekadar keinginan untuk tampil lebih menarik, tetapi juga cerminan kondisi sosial yang unik. Di tengah pembatasan kebebasan berbusana dan tekanan ekonomi, masyarakat—terutama perempuan—menjadikan penampilan wajah sebagai sarana ekspresi diri sekaligus alat mobilitas sosial.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendalam: Apakah penampilan kini menjadi satu-satunya jalan bagi masyarakat untuk mendapatkan pengakuan dan peluang di tengah ketidakpastian hidup?

Meski memiliki sisi positif, seperti meningkatnya kepercayaan diri dan kesempatan kerja, penting bagi masyarakat untuk tetap bijak. Jangan sampai keinginan mempercantik diri justru menjerumuskan pada risiko kesehatan yang fatal, apalagi jika memilih klinik atau tenaga medis yang tidak memiliki izin resmi.

Operasi hidung boleh saja menjadi tren, tapi keselamatan tetap harus jadi prioritas. Seiring popularitasnya yang terus meningkat, masyarakat perlu semakin sadar akan pentingnya informasi medis yang kredibel, edukasi seputar risiko, serta pengawasan yang ketat dari pemerintah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved