Ramai-Ramai Perusahaan Pecat Pekerja Gen Z, Ini 10 Alasannya
Tanggal: 25 Okt 2024 19:18 wib.
Sebuah laporan terbaru oleh Intelligent, platform konsultasi pendidikan dan karier, mengungkap data yang mengejutkan terkait pengangguran di kalangan pekerja Gen Z. Dari hasil survei tersebut, sekira enam dari 10 perusahaan melaporkan telah memutuskan untuk memberhentikan lulusan universitas yang baru mereka rekrut tahun ini.
Alasan-alasan di balik keputusan ini pun dibocorkan, antara lain kurangnya motivasi dari karyawan, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi yang buruk. Data yang diungkapkan juga menunjukkan bahwa terdapat sepuluh alasan utama mengapa perusahaan memutuskan untuk mencopot karyawan Gen Z yang mereka rekrut, antara lain:
1. Kurangnya motivasi atau inisiatif - 50 persen
2. Kurangnya profesionalisme - 46 persen
3. Keterampilan berorganisasi yang buruk - 42 persen
4. Keterampilan komunikasi yang buruk - 39 persen
5. Kesulitan menerima feedback - 38 persen
6. Kurangnya pengalaman kerja yang relevan - 38 persen
7. Keterampilan pemecahan masalah yang buruk - 34 persen
8. Keterampilan teknis yang tidak memadai - 31 persen
9. Ketidakcocokan budaya - 31 persen
10. Kesulitan bekerja dalam tim - 30 persen
Dengan adanya data-data tersebut, terlihat jelas bahwa karyawan Gen Z masih memiliki sejumlah kelemahan yang perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi harapan perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini juga menegaskan bahwa ada kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh generasi muda dan tuntutan dunia kerja.
Menurut Huy Nguyen, kepala penasihat pendidikan dan pengembangan karier Intelligent, banyak lulusan baru mengalami kesulitan ketika memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya. Mereka masih harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri.
Selain itu, manajer perekrutan juga melaporkan bahwa beberapa pekerja Gen Z kesulitan memanajemen beban kerja, sering terlambat, dan tidak memperhatikan etika berpakaian atau berbicara.
Laporan terpisah yang dirilis pada bulan April menemukan bahwa pekerja Generasi Z cenderung bergantung pada dukungan orang tua selama proses pencarian kerja mereka. Survei yang dilakukan oleh ResumeTemplates menunjukkan bahwa sebanyak 70 persen dari mereka meminta bantuan orang tua dalam proses pencarian kerja, bahkan 25 persen lainnya sampai membawa orang tua ke wawancara, dan sebagian lainnya meminta orang tua untuk mengurus pengiriman lamaran kerja serta menulis resume.
Dari data yang ada, terlihat bahwa ada tren di kalangan Gen Z yang menunjukkan kurangnya kemandirian saat memasuki dunia kerja. Hal ini tentu menjadi perhatian tersendiri bagi perusahaan dan lembaga pendidikan untuk memberikan lebih banyak pendampingan dan pelatihan kepada generasi muda agar mereka dapat menjadi tenaga kerja yang siap bersaing di pasar kerja.
Untuk dapat bersaing di dunia kerja, terdapat sejumlah kualitas utama yang dicari oleh para pemberi kerja dari para lulusan baru. Kualitas-kualitas tersebut antara lain:
1. Memiliki inisiatif
2. Sikap positif
3. Etos kerja yang kuat
4. Kemampuan beradaptasi
5. Terbuka terhadap masukan
6. Disiplin dalam ketaatan waktu
7. Keterampilan teknis yang handal
8. Kemampuan interpersonal yang baik
9. Pengalaman magang
10. Pengalaman kerja
11. Pengetahuan dalam menggunakan media sosial yang relevan
12. Kemampuan untuk menghindari konflik politik
Dengan meningkatnya persaingan di dunia kerja, para pekerja Gen Z dituntut untuk senantiasa meningkatkan keterampilan dan kemandirian dalam proses pencarian kerja serta mempertahankan posisi mereka di tempat kerja. Hal ini juga mengindikasikan perlunya peran aktif dari institusi pendidikan dan orang tua dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di dunia kerja, yangsemakin kompleks dan dinamis.