Sumber foto: iStock

Rahasia Diet Dokter Jantung: Turun 30 Kg Tanpa Hitung Kalori, Hanya dengan Pola Makan Teratur!

Tanggal: 30 Jun 2025 10:11 wib.
Banyak orang merasa gagal saat menjalani program diet, biasanya karena terlalu fokus menghitung kalori atau terjebak dalam tren diet ekstrem yang sulit dipertahankan. Namun, dr. Gagah Buana Putra, seorang spesialis jantung dan pembuluh darah, justru menemukan kunci sukses menurunkan berat badan dan membangun pola hidup sehat berasal dari pemahaman sederhana tentang metabolisme tubuh dan keteraturan pola makan.

Dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, dr. Gagah membagikan kisah pribadi sekaligus titik balik hidupnya. Ia mengaku pernah berada dalam kondisi sindroma metabolik — suatu kondisi serius yang meliputi gula darah tinggi, kolesterol jahat, tekanan darah tinggi, dan obesitas perut. Tanpa disadari, ia mengalami perut buncit dengan lingkar perut mencapai 103 cm, melebihi batas ideal bagi pria. Saat itu, ia kerap menganggap minum jus mangga tanpa gula sebagai pilihan sehat, padahal kandungan gulanya tetap tinggi dan berisiko.

Titik Balik: Teguran yang Mengubah Hidup

Kesadaran mulai muncul ketika seorang pengantar pasien menegurnya secara spontan, “Tapi dokter kok gendut?” Kalimat itu menyentaknya. Sebagai dokter yang rutin memberikan edukasi kesehatan jantung, ia merasa tidak punya alasan untuk menutupi kondisi tubuhnya, termasuk pipi tembam dan perut buncit di balik jas putihnya.

"Sebagai dokter jantung, saya tahu benar bahwa penyakit jantung koroner tidak datang tiba-tiba. Itu hasil dari kerusakan metabolik yang terjadi perlahan — gula tinggi menyebabkan peradangan, tekanan darah merusak pembuluh darah, dan kolesterol menumpuk hingga menyumbat arteri," jelasnya.

Gagal Diet Ekstrem, Sukses dengan Pola Sederhana

Dalam perjalanannya, dr. Gagah mengaku sempat mencoba berbagai metode diet populer — dari keto, vegan, puasa air (water fasting), hingga intermittent fasting (IF) ketat. Namun, semuanya berakhir gagal karena sulit dipertahankan secara konsisten.

Hingga akhirnya, ia menyadari satu prinsip penting: Tubuh manusia butuh kestabilan, bukan pola makan ekstrem. Diet terbaik adalah yang mudah dijalani seumur hidup, bukan yang menjanjikan hasil cepat tapi hanya sesaat.

"Kuncinya ada di metabolisme. Metabolisme adalah proses tubuh mengubah makanan menjadi energi. Bila tubuh terus menerus diberi asupan tanpa jeda, insulin akan terus bekerja, yang akhirnya menyebabkan resistensi insulin. Dari situ, semua penyakit metabolik berawal," jelasnya.

Prinsip Diet yang Sederhana dan Efektif

Menurut dr. Gagah, disiplin makan tiga kali sehari tanpa ngemil, serta memberi jarak antar waktu makan, sudah sangat efektif untuk memperbaiki metabolisme. Ia menyarankan pola makan malam terakhir sekitar pukul 7 malam dan sarapan keesokan paginya pukul 7 pagi — tanpa sadar kita sudah berpuasa 12 jam yang sangat baik untuk tubuh.

Ia juga menyoroti bahaya minuman manis, termasuk jus buah yang kerap dianggap sehat. "Meskipun tanpa gula tambahan, jus tetap tinggi kandungan fruktosa," tegasnya. Awalnya, ia mengganti gula dengan stevia untuk membantu lidahnya beradaptasi. Kini, ia sudah terbiasa hanya minum air putih.

"Lidah bisa dilatih. Dulu saya bahkan sulit minum air putih, sekarang malah jadi minuman utama," ungkapnya.

Hasilnya: Berat Turun 30 Kg dan Hidup Lebih Berkualitas

Setelah menjalankan pola hidup sehat ini secara konsisten, berat badan dr. Gagah turun dari 90 kg menjadi 60 kg. Lebih dari sekadar perubahan fisik, ia merasakan banyak manfaat: tidur lebih nyenyak, bangun lebih segar, dan konsentrasi meningkat drastis.

Ia juga menyadari bahwa gaya hidup sehat bukan hanya untuk tampil langsing, tetapi wujud tanggung jawab terhadap diri sendiri — apalagi sebagai tenaga medis yang menjadi panutan bagi pasiennya.

“Jadilah manusia yang bertanggung jawab terhadap apa yang kita makan. Itu adalah bentuk penghargaan terhadap tubuh yang sudah bekerja keras setiap hari,” tegasnya.

Olahraga Rutin dan Edukasi Lewat TikTok

Kini, dr. Gagah rutin melakukan jalan cepat 30 menit setiap hari dan latihan otot ringan untuk menjaga massa otot dan cadangan energi. Menariknya, ia kerap melakukan kegiatan olahraga ini sambil melakukan live di TikTok, membagikan edukasi seputar kesehatan jantung dan metabolisme kepada masyarakat secara langsung.

Dengan pengalaman pribadi sebagai bukti nyata, ia merasa lebih percaya diri memberikan nasihat kepada pasien. "Bukan cuma teori, tapi sudah saya praktikkan sendiri," ujarnya dengan bangga.

Penutup: Diet Bukan Soal Tren, Tapi Soal Tanggung Jawab

Pengalaman dr. Gagah Buana Putra menunjukkan bahwa diet tidak harus ribet. Anda tidak perlu mengikuti tren ekstrem atau menghitung kalori dengan ketat. Yang dibutuhkan hanyalah pola makan teratur, memahami cara kerja metabolisme, dan menghindari makanan/minuman manis yang berlebihan.

Perubahan sederhana, bila dilakukan dengan konsisten, bisa membawa hasil luar biasa, bahkan menyelamatkan hidup. Terlebih lagi, gaya hidup sehat dapat dimulai kapan saja, tanpa perlu menunggu alarm penyakit berbunyi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved