Sumber foto: iStock

Psikopat Bukan Sekadar Kejam: 5 Tanda Gangguan Kepribadian Antisosial (ASPD) yang Perlu Dikenali

Tanggal: 30 Mar 2025 02:03 wib.
Psikopat sering kali diasosiasikan dengan individu yang mampu melakukan tindakan keji, bahkan sampai membunuh. Namun, pemahaman ini sangatlah simplistik dan tidak tepat. Menurut Eric Patterson, seorang konselor profesional berlisensi asal Cabot, Pennsylvania, terdapat banyak informasi yang keliru mengenai psikopat. Satu di antara banyaknya kesalahpahaman adalah menyebut seseorang sebagai "psiko" dengan konotasi negatif, padahal istilah ini seharusnya tidak digunakan sembarangan.Dalam dunia medis, psikopat diidentifikasi sebagai bagian dari gangguan kepribadian antisosial atau yang lebih dikenal dengan sebutan Antisocial Personality Disorders (ASPD). Gangguan ini ditandai dengan pola perilaku yang bertentangan dengan norma sosial dan hak-hak orang lain. Seiring dengan meningkatnya kebingungan tentang psikopati, ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengenali tanda-tanda seseorang yang mengalami ASPD.Salah satu indikasi paling jelas adalah sifat mereka dalam mengabaikan hak orang lain serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. Menurut Patterson, orang dengan ASPD kerap melanggar aturan dengan menunjukkan perilaku yang tampak acuh tak acuh terhadap hak orang lain. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi kelima, mencatat bahwa pengabaian terhadap hak-hak orang lain adalah salah satu ciri khas dari mereka yang memiliki ASPD. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2018 juga menemukan bahwa individu dengan psikopati dapat melihat situasi dari sudut pandang orang lain, tetapi tidak mampu merasakan empati, yang berkontribusi terhadap ketidakpedulian mereka.Selain itu, orang dengan ASPD cenderung mempunyai sifat berbohong dan sangat manipulatif. Mereka tidak jarang menggunakan identitas palsu untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, baik itu bisa dalam bentuk keuntungan finansial atau cintanya. Manipulasi ini bisa digambarkan dalam berbagai bentuk, mulai dari pujian hingga perilaku yang bersifat mengintimidasi.Agresivitas juga merupakan ciri yang umum dijumpai, meski tidak semua psikopat bertindak secara fisik. Mereka cenderung menunjukkan perilaku yang sangat mudah tersinggung, yang mencakup pelecehan verbal atau bahkan ancaman. Bukan hanya sifat agresif yang mencolok, orang dengan ASPD juga seringkali bertindak impulsif. Hal ini berarti mereka mengambil keputusan tanpa memikirkan konsekuensi yang mungkin timbul. Perilaku impulsif ini dapat meningkatkan risiko mereka terlibat dalam kecelakaan, serta menjadikan mereka lebih mungkin mengalami masalah penyalahgunaan zat terlarang.Dalam aspek emosi, mencoloknya adalah ketidakhadiran rasa penyesalan. Individu dengan ASPD jarang merasa bersalah atas perilaku yang merugikan orang lain; mereka bisa saja merasionalisasi tindakan mereka dan tidak merasa tanggung jawab sama sekali terhadap kerugian yang ditimbulkan.Penelitian yang dilakukan di University of Innsbruck, Austria, menyoroti hubungan antara preferensi makanan dengan karakter kepribadian, khususnya dalam konteks psikopati. Penelitian ini melibatkan 953 orang warga Amerika yang diminta untuk menilai kecenderungan mereka terhadap berbagai jenis rasa makanan, apakah itu manis, asam, asin, atau pahit. Selain itu, peserta juga menjalani beberapa survei untuk menilai ciri-ciri kepribadian yang berhubungan dengan psikopat, narsisme, agresi, dan sadisme.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara ketertarikan makanan pahit dengan perilaku sadis. Menurut peneliti, terdapat korelasi positif antara kesenangan pada rasa pahit dan kecenderungan untuk berperilaku sadis dalam kehidupan sehari-hari. Penemuan ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana preferensi makanan dapat mencerminkan karakter psikologis seseorang.Makanan pahit, seperti kopi, bir, air tonic, lobak, dan seledri, ternyata lebih disukai oleh mereka yang memiliki sifat-sifat psikopatik. Sagioglou dan Greitemeyer dalam penelitian mereka juga menemukan bahwa mereka yang disebut "supertasters", yaitu individu dengan kepekaan tinggi terhadap rasa pahit, cenderung menunjukkan tingkat emosi yang lebih tinggi, baik pada manusia maupun hewan seperti tikus.Menariknya, perbedaan preferensi makanan juga terlihat pada orang-orang yang lebih bersifat ramah. Mereka cenderung menyukai makanan manis, seperti cokelat dan permen, dan cenderung menghindari rasa pahit. Hal ini menambah dimensi baru dalam pemahaman kita tentang hubungan antara apa yang kita konsumsi dan sifat kepribadian kita.Informasi yang lebih mendalam tentang hal ini dapat membuka pandangan baru untuk mengenali ciri-ciri kepribadian seseorang, terutama dalam konteks psikopati. Sebagai tambahan, studi ini menunjukkan pentingnya memahami hubungan antara pilihan makanan dan psikologi manusia. Keterkaitan ini tidak hanya membuat kita lebih peka terhadap perilaku orang lain tetapi juga bisa membantu dalam menavigasi interaksi sosial yang lebih sehat dan positif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved