Sumber foto: Kompas.com

Pria dengan Ukuran Celana 33 Lebih Cepat "Pergi"? Ini Penjelasan di Baliknya

Tanggal: 17 Mei 2025 15:28 wib.
Tampang.com | Pernyataan mengejutkan datang dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut bahwa pria dengan ukuran celana jeans di atas angka 33 lebih cepat "menghadap Allah". Ucapan tersebut sontak menuai perhatian publik dan menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform.

Walau terdengar dramatis, maksud Menkes sebenarnya lebih kepada peringatan serius soal risiko kesehatan yang mengintai jika ukuran lingkar pinggang tidak dijaga.


Ukuran Celana Bukan Diagnosis, Tapi Bisa Jadi Alarm Bahaya

Tampang.com | Menanggapi pernyataan itu, dokter spesialis gizi, dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, memberikan penjelasan penting. Menurutnya, meskipun ukuran celana bukan alat diagnosis medis resmi, tetap saja dapat digunakan sebagai indikator awal mengenai kondisi tubuh, khususnya lemak di area perut.


“Ukuran celana memang bukan alat diagnosis medis, tapi bisa menjadi indikator kasar dari lingkar pinggang,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (15/5/2025).


Pada pria Indonesia, ukuran celana 33 inci ke atas umumnya mencerminkan lingkar pinggang yang sudah melewati batas 90 cm — angka yang menjadi patokan risiko kesehatan menurut banyak studi.


Lingkar Pinggang di Atas 90 cm Bisa Picu Risiko Serius

Lemak perut yang berlebih sering kali menjadi "pembuka pintu" berbagai penyakit serius, mulai dari hipertensi, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung.


“Pada banyak pria Indonesia, ukuran celana di atas 33 inch seringkali sudah berarti lingkar pinggang melebihi 90 cm, yang artinya sudah memasuki zona risiko,” jelas dr. Christopher.


Dengan kata lain, peringatan Menkes bukan untuk menakut-nakuti, melainkan bentuk edukasi agar masyarakat mulai sadar akan pentingnya menjaga kebugaran tubuh dan mengontrol berat badan, terutama di usia produktif.


Bukan Masalah Celana, Tapi Lemak yang Tersembunyi

Lebih dari sekadar angka ukuran celana, yang menjadi sorotan utama adalah akumulasi lemak visceral—lemak yang berada di sekitar organ dalam perut—yang dikenal sangat berbahaya jika dibiarkan.


“Jadi bukan soal celana semata, tapi apa yang tersembunyi di baliknya, yaitu peningkatan lemak perut yang berbahaya,” tegas dr. Christopher.


Kesimpulannya, ucapan Menkes seharusnya dijadikan alarm pengingat bagi para pria untuk tidak abai dengan gaya hidup, mulai dari pola makan sehat, olahraga teratur, hingga menjaga berat badan ideal.


Yuk, Mulai Ukur dan Cegah Sejak Dini

Jika celana mulai terasa sempit, jangan buru-buru beli ukuran lebih besar. Coba jadikan itu sebagai momen refleksi: apakah tubuh masih dalam kondisi sehat? Karena lebih baik menjaga daripada mengobati, bukan?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved