"Pernikahan di Magelang: Kenapa Semakin Jarang?"
Tanggal: 20 Nov 2024 20:20 wib.
Angka pernikahan di Kota Magelang, Jawa Tengah, mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Menurut data dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Magelang, sejak Januari hingga Oktober 2024, terdapat hanya 548 pernikahan yang tercatat di tiga kecamatan, yaitu Magelang Utara, Magelang Tengah, dan Magelang Selatan. Angka ini menandakan penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.
"Paling sedikit di bulan Maret ada 16 pernikahan, paling banyak di Juni 103 pernikahan. (Bulan) lain rata-rata di bawah 70 pernikahan," kata Suminarti, Analis Kebijakan Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kemenag Kota Magelang, kepada Kompas.com.
Angka pernikahan sepanjang tahun ini masih di bawah angka pernikahan pada 2023 dan 2022. Pada 2023, tercatat 744 pernikahan, yang meningkat dari 2022 yang mencatat 702 pernikahan. Suminarti menyatakan pesimisme bahwa angka pernikahan tahun ini dapat menyamai atau bahkan melampaui catatan tahun lalu.
Menurut Suminarti, penurunan tren pernikahan ini disebabkan oleh kesadaran perempuan akan karakter independen, terutama bagi mereka yang telah mencapai stabilitas ekonomi. Hal ini membuat perempuan tidak lagi bergantung pada laki-laki sebagai pencari nafkah utama.
Seorang pekerja di Magelang, Nihayah (24), mengaku merasa jengah ketika ditanya oleh kerabat atau tetangga mengenai kapan ia akan menikah. Ia menyatakan bahwa saat ini ia masih fokus untuk membangun karier di bidang media. Baginya, pernikahan adalah masa depan yang masih kabur. "Mental dan komitmenku yang belum siap. Belum lagi masih memutuskan apakah punya anak ke depannya atau tidak," bebernya.
Pertimbangan stabilitas ekonomi juga menjadi faktor utama yang membuat seorang pria, Sulis (27), memilih untuk tidak terburu-buru menikah. Sulis menyebutkan bahwa ekonomi belum stabil untuknya dan lingkungannya semakin sedikit dalam hal kenalan dengan perempuan.
Dari pernyataan Nihayah dan Sulis, dapat disimpulkan bahwa fenomena "Independent Woman" telah memengaruhi pandangan masyarakat, terutama perempuan, terhadap pernikahan. Peran perempuan dalam ekonomi dan kehidupan sosial semakin meningkat, menjadikan mereka lebih cenderung untuk mengejar karier dan stabilitas pribadi sebelum memilih untuk menikah.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernikahan bukan lagi prioritas utama bagi banyak individu, terutama di Kota Magelang. Kondisi ekonomi, ambisi karier, dan ekspektasi individu terhadap kehidupan pribadi semakin memengaruhi keputusan untuk menikah. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap pernikahan telah mengalami perubahan signifikan, terutama di kalangan generasi muda.