Peran Yogurt dan Keju dalam MPASI: Perhatikan Takaran yang Tepat

Tanggal: 11 Jun 2025 09:56 wib.
Dalam pandangan dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), penggunaan yogurt dan keju sebagai bagian dari makanan pendamping ASI (MPASI) memang diperbolehkan, asalkan takarannya diperhatikan dengan baik.

Menurut Yoga, meskipun yogurt dan keju dapat ditambahkan, lebih baik jika keduanya digunakan sebagai bahan tambahan atau "kondimen" daripada menjadi bahan utama dalam sajian MPASI. Hal ini diungkapkannya dalam sebuah diskusi daring yang berlangsung di Jakarta. Ia menekankan pentingnya orang tua untuk memahami cara menggunakan produk-produk ini dengan bijak, agar manfaatnya bagi perkembangan anak bisa maksimal.

Salah satu poin penting yang harus diketahui oleh orang tua adalah bahwa yogurt merupakan produk olahan susu yang memiliki rasa asam, hasil dari proses fermentasi bakteri. Ia merekomendasikan jenis yogurt yang lebih asam, yang memiliki kesamaan dengan susu murni (whole milk) dibandingkan yogurt rasa manis yang biasa dijumpai di pasar. Yogurt rasa manis sering kali mengandung gula tambahan yang cukup tinggi, dan ini mungkin membuat beberapa bayi lebih suka akan rasa tersebut, namun pada umumnya yogurt manis ini diperuntukkan bagi anak yang sudah berusia di atas satu tahun.

"Yogurt yang lebih manis berarti kandungan gula di dalamnya lebih tinggi, yang kadang bisa mengalahkan rasa asam. Bayi tidak selalu mudah menerima rasa asam, sehingga mereka lebih cenderung menyukai rasa manis," kata Yoga menambahkan. Oleh karena itu, yogurt sebaiknya hanya digunakan sebagai pelengkap makanan, seperti topping pada puding atau salah satu bahan dalam smoothie buah.

Penggunaan yogurt sebagai pelengkap sangat dianjurkan, mengingat kandungan probiotiknya yang tidak tahan terhadap paparan panas, yang akan hilang jika dimasak. Dengan menjadikannya sebagai pelengkap, Anda bisa memanfaatkan kelemahan dan kekuatan yogurt secara optimal.

Berlanjut pada topik keju, diingatkan oleh Yoga agar orang tua memperhatikan kadar susu yang terdapat dalam keju yang akan digunakan. Meskipun rasanya tidak selalu asin, banyak jenis keju yang memiliki kadar natrium cukup tinggi. Ini bisa berbahaya bagi kesehatan ginjal bayi, yang masih dalam tahapan perkembangan dan belum mampu mengolah natrium dalam jumlah besar seperti yang bisa dilakukan oleh orang dewasa.

"Keju, yogurt, dan bahkan susu UHT memiliki kadar natrium yang lebih tinggi. Walau tidak terasa asin, anak-anak bisa mengalami masalah jika mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan. Ginjal bayi belum mampu berfungsi seoptimal ginjal orang dewasa hingga mereka berusia sekitar satu tahun," jelas Yoga lebih lanjut.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk menggunakan keju dalam takaran yang sangat terbatas, hanya untuk memberikan rasa dan menghindari risiko yang tidak perlu. Misalnya, keju bisa digunakan sebagai penambah cita rasa dalam masakan tanpa menjadikannya sebagai bahan utama dalam MPASI.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved