Penderita Gangguan Ginjal Harus Hati-hati dalam Mengatur Konsumsi Air Putih Seorang pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ali Khomsan MS, menjelaskan bahwa penderita penyakit ginj

Tanggal: 29 Agu 2025 07:59 wib.
Seorang pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ali Khomsan MS, menjelaskan bahwa penderita penyakit ginjal tidak dianjurkan mengonsumsi air putih dalam jumlah berlebihan. Hal ini dikarenakan organ ginjal yang sudah mengalami penurunan fungsi tidak lagi mampu menyaring cairan tubuh dengan optimal. Ketika seseorang tetap memaksakan diri untuk minum terlalu banyak air, kelebihan cairan tersebut tidak dapat dikelola dengan baik oleh ginjal sehingga justru dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, pasien dengan gangguan ginjal harus benar-benar memperhatikan batas asupan cairan harian mereka agar kondisinya tidak semakin memburuk.

Ali menambahkan bahwa kebutuhan cairan untuk orang sehat tentu berbeda dengan mereka yang sudah mengalami gangguan ginjal. Pada orang yang tidak memiliki keluhan kesehatan, konsumsi air putih sekitar dua liter per hari merupakan takaran ideal yang dianjurkan. Ia memberikan ilustrasi bahwa setiap kalori makanan yang masuk ke tubuh sebaiknya diimbangi dengan asupan cairan dalam jumlah tertentu. Misalnya, kebutuhan energi rata-rata orang dewasa adalah 2.000 kalori per hari, maka jumlah cairan yang diperlukan tubuh juga setara dengan sekitar dua liter air putih. Dengan demikian, bagi orang sehat tidak perlu khawatir untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari karena hal itu justru akan menjaga metabolisme dan fungsi organ tubuh tetap berjalan normal.

Sementara itu, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan, RA Adaninggar Primaria Nariswari atau yang akrab disapa dokter Ningz, turut menekankan pentingnya kebiasaan minum air putih secara cukup sejak usia muda. Menurutnya, banyak pasien berusia muda yang harus menjalani terapi cuci darah atau hemodialisis karena terbiasa jarang minum air putih. Kebiasaan buruk ini dapat menimbulkan peradangan pada ginjal, yang pada tahap lanjut bisa berkembang menjadi gangguan serius. Selain itu, pola hidup dengan asupan cairan yang minim juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes, yang pada akhirnya akan merusak fungsi ginjal.

Ia menegaskan, ketika ginjal sudah kehilangan fungsinya, satu-satunya jalan yang harus ditempuh pasien adalah menjalani terapi cuci darah secara rutin agar kualitas hidupnya tetap terjaga. Hal ini karena darah yang kotor dan tidak tersaring dengan baik oleh ginjal dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan membuat tubuh terasa lemah. Dengan cuci darah, proses penyaringan yang gagal dilakukan ginjal bisa digantikan oleh mesin, sehingga tubuh tetap dapat berfungsi meskipun tidak seoptimal kondisi normal. Namun, tentu saja terapi ini bukanlah pilihan yang mudah karena membutuhkan komitmen seumur hidup, biaya yang tidak sedikit, serta berdampak pada aktivitas sehari-hari pasien.

Oleh sebab itu, sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan ginjal sejak dini. Minum air putih dalam jumlah cukup, tidak berlebihan bagi penderita gangguan ginjal dan tidak kekurangan bagi yang sehat, adalah langkah sederhana namun krusial dalam pencegahan penyakit ginjal. Kesadaran ini perlu dibangun sebagai bagian dari pola hidup sehat, sebab seringkali kerusakan ginjal baru terdeteksi ketika kondisinya sudah parah dan membutuhkan penanganan serius. Menjaga keseimbangan asupan cairan bukan hanya membantu ginjal bekerja dengan baik, tetapi juga mendukung fungsi seluruh organ tubuh agar tetap optimal sepanjang hidup.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved