Sumber foto: Pinterest

Pencapaian Viral Nggak Selalu Realistis Buat Semua Orang

Tanggal: 28 Mei 2025 11:27 wib.
Di era media sosial yang serba flashy ini, rasanya setiap hari kita disuguhi cerita-cerita sukses yang bikin melongo. Ada yang pamer omzet bisnis miliaran, ada yang liburan keliling dunia gratis, ada yang pamer badan ideal setelah diet ketat, sampai yang tiba-tiba terkenal dan jadi influencer dengan jutaan follower. Semua pencapaian viral ini seringkali ditampilkan dengan angle yang dramatis dan bikin iri. Tapi, jangan salah sangka! Pencapaian viral nggak selalu realistis buat semua orang, dan seringkali cuma bikin kita terjebak dalam tekanan online yang nggak ada habisnya.

Kita seringkali lupa kalau apa yang kita lihat di media sosial itu hanyalah "puncak gunung es". Yang terlihat cuma bagian atasnya yang indah dan mengilap, sementara proses, kerja keras, kegagalan, dan bahkan pengorbanan di baliknya seringkali nggak terlihat. Standar sukses sosial media yang ditampilkan itu kadang terlalu tinggi dan tidak realistis untuk dicapai oleh semua orang, apalagi kalau kita nggak tahu konteks lengkapnya.

Coba deh bayangin skenarionya. Kamu lihat temanmu berhasil menurunkan berat badan puluhan kilo dalam waktu singkat, terus langsung merasa insecure sama badanmu sendiri. Kamu pun jadi tergiur sama diet ekstrem atau olahraga yang tidak sehat. Padahal, kamu nggak tahu mungkin dia punya pelatih pribadi, ahli gizi, atau bahkan melakukan prosedur medis tertentu. Atau, kamu lihat teman yang tiba-tiba bisnisnya booming dan sukses banget. Kamu jadi merasa ketinggalan dan terburu-buru memulai bisnis tanpa persiapan matang, karena cuma ingin seperti dia.

Dampak dari tekanan online ini bisa merusak kesehatan mental kita. Kita jadi terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, merasa nggak cukup, dan akhirnya jadi insecure. Rasa cemas, stres, bahkan depresi bisa muncul karena kita merasa harus terus-menerus mengejar standar kesuksesan yang nggak realistis itu. Kita jadi lupa sama kelebihan diri sendiri dan sibuk melihat rumput tetangga yang terlihat lebih hijau, padahal belum tentu sehijau itu.

Selain itu, banyak dari pencitraan di media sosial itu sifatnya instan dan sementara. Ada yang viral karena sensasi sesaat, bukan karena kualitas yang berkelanjutan. Ada yang sukses karena kebetulan atau keberuntungan, bukan semata-mata kerja keras. Kalau kita cuma mengejar "viral" atau "instan", kita jadi lupa sama nilai-nilai penting seperti ketekunan, konsistensi, dan proses membangun sesuatu yang otentik.

Terus, gimana dong caranya biar kita nggak gampang terjebak sama euforia pencapaian viral yang menyesatkan ini? Pertama, sadari bahwa media sosial itu hanyalah sebuah platform untuk berbagi, bukan cerminan 100% dari realitas. Orang cenderung hanya menunjukkan sisi terbaik dari hidup mereka. Jadi, jangan bandingkan dirimu dengan highlight reel orang lain.

Kedua, fokus pada sukses versi sendiri. Setiap orang punya jalan dan definisi sukses yang berbeda. Mungkin sukses buatmu adalah punya keluarga harmonis, bisa work-life balance, atau punya waktu untuk hobi. Nggak perlu mengikuti standar yang ditetapkan oleh orang lain. Temukan apa yang benar-benar membuatmu bahagia dan merasa puas.

Ketiga, hargai proses. Kesuksesan sejati itu butuh waktu, usaha, dan seringkali kegagalan. Nikmati setiap langkah dalam perjalananmu, dan jangan cuma fokus pada hasil akhir. Belajar dari setiap kesalahan, bangkit dari setiap kegagalan, itulah yang membuat kita tumbuh.

Keempat, batasi waktu di media sosial. Kalau kamu merasa mulai insecure atau tertekan, coba deh istirahat sejenak. Lakukan kegiatan di dunia nyata yang membuatmu merasa senang dan produktif tanpa perlu validasi online. Terakhir, dan ini penting banget, tetapkan Real Life Goals. Fokus pada tujuan-tujuan yang realistis dan bermakna bagimu di kehidupan nyata, bukan cuma yang terlihat keren di media sosial. Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati itu nggak bisa diukur dari jumlah like atau follower, tapi dari bagaimana kita menjalani hidup yang otentik dan memuaskan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved