Pemberian Asi Menjadi Solusi Untuk Bayi Prematur Yang Rentan Alami GERD
Tanggal: 22 Nov 2024 13:21 wib.
Bayi prematur mengalami pertumbuhan saluran pencernaan yang berbeda dengan bayi lahir cukup bulan. Sebab, saat bayi prematur lahir, saluran pencernaannya masih belum berkembang sempurna sehingga masih banyak fungsi saluran cerna yang belum bekerja maksimal.
Menurut penelitian, sekitar 10% hingga 11% bayi di seluruh dunia lahir prematur. Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pada saluran pencernaan, termasuk penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit refluks gastroesofageal. Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), seorang Dokter Spesialis Anak Konsulen Gastroenterologi Hepatologi RSIA Bunda, menjelaskan bahwa enzim-enzim pencernaan pada bayi lahir prematur masih belum sempurna, sehingga proses pencernaan makanan masih kurang efisien.
Selain itu, dinding saluran cerna atau usus pada bayi prematur masih tipis dan belum mampu mencegah protein besar dan bakteri dengan baik, meningkatkan risiko alergi pada bayi. Hal ini ditegaskan dalam media briefing World Prematurity Day yang digelar RSIA Bunda.
Selain itu, bayi prematur juga rentan mengalami GERD, dimana isi lambungnya naik ke tenggorokan. Hal ini dapat menyebabkan bayi rewel, sering muntah, atau tidak nyaman setelah makan. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan bayi prematur secara keseluruhan.
ASI tetap menjadi nutrisi terbaik bagi bayi prematur. Meskipun bayi prematur memiliki risiko gangguan pada saluran pencernaan, pemberian ASI memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan bayi prematur. ASI mengandung zat-zat aktif yang sangat baik untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, terutama pada bayi prematur, serta memiliki risiko lebih rendah terkena GERD dan komplikasi lainnya jika dibandingkan dengan susu formula.
Studi telah membuktikan bahwa bayi prematur yang diberi ASI memiliki risiko lebih kecil untuk mengalami GERD dan komplikasi-komplikasi lainnya. ASI juga dapat mempercepat pemulihan dan memberikan perlindungan kesehatan yang lebih baik bagi bayi prematur. Oleh karena itu, pemberian ASI pada bayi prematur sebaiknya didorong dengan sungguh-sungguh, bahkan dalam kondisi di mana produksi ASI ibu belum cukup, upaya untuk mendapatkan donor ASI seharusnya diupayakan.
Meskipun demikian, ibu yang memberikan ASI tetap perlu memperhatikan asupan yang dikonsumsi. Beberapa bayi prematur mungkin lahir dengan kondisi alergi makanan atau minuman tertentu, seperti susu sapi dan turunannya. Dinding usus yang masih belum sempurna pada bayi prematur dapat membiarkan protein-protein besar melewati saluran cerna, sehingga menyebabkan respons berlebihan pada protein asing.
Sebagai solusi, pemberian ASI pada ibu yang memiliki bayi prematur dapat membantu mengurangi risiko alergi, karena ASI memiliki sifat alami, mudah dicerna, mengandung zat pelindung, dan risiko alergi yang sangat kecil. Selain itu, jika bayi prematur memiliki risiko alergi tertentu, ibu sebaiknya tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat menimbulkan alergi pada bayi, seperti susu sapi dan turunannya.
Dengan demikian, pemberian ASI memiliki peran yang penting dalam memberikan nutrisi terbaik bagi bayi prematur, menjaga kesehatan saluran cerna, serta mengurangi risiko gangguan pada saluran pencernaan dan alergi. Melalui perawatan dan nutrisi yang tepat, bayi prematur dapat tetap hidup seperti bayi-bayi lainnya dan mendapatkan perlindungan kesehatan yang mereka butuhkan. Semua orang tua dan tenaga medis diharapkan mampu memberikan perhatian dan dukungan yang baik bagi bayi prematur, termasuk dalam hal pemberian ASI sebagai nutrisi utama yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kesehatan mereka.