Sumber foto: Google

Panduan Mengatur Screen Time Anak di Era Digital, Penting untuk Kesehatan dan Perkembangan

Tanggal: 26 Mei 2025 12:19 wib.
Tampang.com | Di era digital saat ini, gawai dan gim online sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian anak-anak. Namun, penggunaan yang berlebihan tanpa pengawasan bisa berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak, mulai dari gangguan perilaku, kecemasan, hingga risiko kecanduan yang serius.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya membatasi durasi anak menatap layar, termasuk saat bermain gim, menonton video, atau berselancar di media sosial. Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, menambahkan bahwa kecanduan gim daring berpotensi menimbulkan risiko lain, seperti perundungan, pelecehan seksual, dan eksploitasi oleh predator online yang sering menyamar sebagai teman sebaya.


Dampak Negatif Penggunaan Gawai Tanpa Batas

Menurut Isyana, tanpa pengawasan ketat dari orang tua atau pengasuh, anak-anak bisa menjadi sasaran predator digital yang manipulatif. “Keberadaan predator daring ini adalah ancaman serius yang harus diwaspadai oleh semua pihak,” ujarnya.

Karena itu, keterlibatan orang tua dan pendampingan aktif sangat dibutuhkan agar anak-anak tetap aman dan sehat dalam menggunakan teknologi.


Rekomendasi Screen Time Sesuai Usia Anak dari IDAI

Untuk membantu orang tua mengatur waktu layar anak secara sehat, IDAI mengeluarkan panduan durasi screen time yang disesuaikan dengan usia:



Bayi di bawah 1 tahun: Tidak disarankan sama sekali menggunakan gawai.


Usia 1–2 tahun: Hanya diperbolehkan untuk video call dengan keluarga, sebaiknya tanpa screen time lain.


Usia 2–6 tahun: Maksimal 1 jam per hari.


Usia 6–12 tahun: Maksimal 1,5 jam per hari.


Usia 12–18 tahun: Maksimal 2 jam per hari.



Batasan ini bertujuan menjaga kesehatan fisik dan mental anak serta memastikan mereka memiliki waktu cukup untuk beraktivitas fisik dan bersosialisasi.


Peran Penting Orang Tua dan Sekolah dalam Pengaturan Screen Time

Dr. Fitri Hartanto, ahli tumbuh kembang dari RSIA Kusuma Pradja Semarang, menekankan bahwa pengaturan penggunaan gawai harus melibatkan sinergi antara keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Ia juga mendorong pemerintah untuk menggandeng psikolog dan pendidik dalam merancang program edukasi digital yang mudah diakses dan diterapkan.

Orang tua bisa menanamkan disiplin digital pada anak dengan langkah praktis seperti:



Membuat jadwal harian seimbang antara belajar, bermain, dan istirahat.


Mengajak anak bermain di luar rumah dan melakukan aktivitas fisik rutin.


Memberikan contoh penggunaan gawai yang sehat dan bijak dari orang tua sendiri.




Membangun Keseimbangan di Tengah Kemajuan Teknologi

Penggunaan gawai dan gim online memang tidak bisa dihindari, tetapi dapat dikendalikan dengan aturan yang tepat. Pendampingan aktif dan edukasi sejak dini akan membantu anak tumbuh sehat secara fisik dan mental, sekaligus mengasah kemampuan sosial mereka di dunia nyata.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved