Pakar Ungkap Strategi Efektif Atasi Kecemasan Saat Terbang
Tanggal: 13 Agu 2025 09:36 wib.
Ketakutan untuk naik pesawat, atau yang dikenal dengan istilah aerophobia, kerap dialami sebagian orang. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti paparan berita kecelakaan pesawat komersial, pengalaman terbang dalam kondisi turbulensi, atau bahkan hanya membayangkan berada di ketinggian tanpa kendali. Menurut pensiunan kapten maskapai dan terapis fobia penerbangan, Tom Bunn, inti dari rasa takut ini seringkali berakar pada kurangnya perasaan memegang kendali selama penerbangan.
Hal tersebut dibenarkan oleh terapis asal New York City, Prerna Menon, yang menjelaskan bahwa momen lepas landas, pendaratan, dan turbulensi berat adalah titik-titik kritis yang dapat memperparah rasa tak berdaya. Saat tubuh memasuki kondisi fight-or-flight—respon alami ketika menghadapi ancaman penumpang justru terjebak di kursi tanpa kemampuan untuk menghindar, sehingga kecemasan sulit mereda.
Untuk mengurangi rasa takut, Menon dan pelatih kecemasan Paul Tizzard menyarankan memilih kursi di bagian depan, tengah, atau di atas sayap pesawat. Lokasi ini cenderung memberikan sensasi stabilitas yang lebih baik dan pemandangan keluar jendela yang bisa membantu distraksi positif. Bunn menambahkan bahwa mengatasi aerofobia tidak sama dengan mengatasi fobia lain yang biasanya menggunakan terapi paparan bertahap. Terbang terus-menerus tanpa persiapan justru bisa memperburuk ketakutan karena sifatnya yang all-or-nothing.
Sebaliknya, Bunn merekomendasikan pendekatan mikro, yaitu membagi pengalaman terbang menjadi tahapan kecil. Misalnya, mulai dari sekadar melihat pesawat di bandara, berjalan ke terminal, hingga menyaksikan proses lepas landas dari kejauhan. Langkah-langkah kecil ini bisa dilakukan bersama orang yang membuat Anda merasa nyaman untuk menciptakan rasa aman. Menon menambahkan, paparan terhadap gambar atau video netral tentang pesawat juga dapat membantu mengurangi asosiasi negatif yang terbentuk dari konten menakutkan di media sosial.
Selain paparan bertahap, teknik pengalihan berbasis sensorik juga dapat menenangkan pikiran. Bunn menyarankan metode grounding 5-4-3-2-1, yaitu mengidentifikasi lima hal yang dapat dilihat, empat hal yang dapat disentuh, tiga hal yang dapat didengar, dua hal yang dapat dicium, dan satu hal yang dapat dirasakan. Aktivitas taktil seperti merajut, menggambar, atau bermain fidget toy juga bisa menjadi pelampiasan untuk mengurangi kegugupan. Menon menambahkan teknik pernapasan 4-7-8 tarik napas empat detik, tahan tujuh detik, lalu hembuskan delapan detik efektif untuk menenangkan sistem saraf. Teknik ini ideal dilakukan sebelum dan saat berada di pesawat.
Bunn menekankan bahwa jika aerofobia muncul di usia dewasa, penting untuk menelusuri apakah ada pemicu stres lain dalam hidup yang menimbulkan perasaan tidak berdaya. Dengan memahami akar masalah, serta mempraktikkan strategi pengelolaan kecemasan yang tepat, penumpang memiliki peluang lebih besar untuk menikmati perjalanan udara dengan perasaan tenang dan terkendali.