Sumber foto: Canva

Overheat dan Lemot? 7 Kesalahan Merawat Laptop yang Sering Dilakukan

Tanggal: 7 Jul 2025 19:48 wib.
Laptop telah menjadi perangkat esensial bagi banyak orang, baik untuk bekerja, belajar, maupun hiburan. Ketergantungan yang tinggi ini membuat performa laptop menjadi sangat penting. Namun, seringkali pengguna mengeluhkan laptop yang mudah panas (overheat) dan melambat (lemot), tanpa menyadari bahwa masalah ini bisa berakar dari kebiasaan perawatan yang kurang tepat.

Masalah overheat tidak hanya mengganggu performa, tetapi juga berpotensi merusak komponen internal secara permanen. Sementara itu, laptop lemot akan sangat menghambat produktivitas. Untuk menghindari skenario ini, penting untuk memahami kesalahan umum dalam merawat laptop yang sering terjadi.

1. Menggunakan Laptop di Permukaan yang Tidak Rata dan Lunak

Ini adalah salah satu penyebab overheat paling umum. Banyak pengguna sering menempatkan laptop di atas kasur, bantal, selimut, atau bahkan pangkuan. Permukaan lunak ini akan menghalangi ventilasi udara di bagian bawah dan samping laptop. Ventilasi adalah jalur bagi udara dingin untuk masuk dan udara panas untuk keluar, yang sangat penting untuk mendinginkan komponen seperti CPU dan GPU.

Ketika aliran udara terhambat, panas akan terperangkap di dalam perangkat, menyebabkan suhu naik drastis. Panas berlebih ini tidak hanya membuat laptop lemot karena sistem otomatis mengurangi kinerja (throttling) untuk mencegah kerusakan, tetapi juga memperpendek umur komponen elektronik. Selalu gunakan laptop di permukaan yang keras dan rata, atau gunakan alas pendingin (cooling pad) yang dirancang khusus.

2. Jarang Membersihkan Debu Internal

Seiring waktu, debu, serat kain, dan partikel kecil lainnya akan menumpuk di dalam kipas pendingin dan heatsink laptop. Penumpukan debu ini bertindak sebagai isolator panas, mengurangi efisiensi sistem pendingin. Kipas akan bekerja lebih keras dan berisik, namun tidak mampu membuang panas secara efektif, menyebabkan overheat kronis.

Membersihkan debu internal secara berkala (setidaknya setahun sekali, tergantung lingkungan penggunaan) adalah krusial. Proses ini sebaiknya dilakukan oleh teknisi profesional untuk menghindari kerusakan komponen sensitif. Jangan menunggu sampai laptop sering mati mendadak karena overheat, karena itu sudah menjadi indikasi kerusakan serius.

3. Mengisi Daya Terus-menerus atau Membiarkan Baterai Habis Total

Kebiasaan mengisi daya laptop semalaman atau membiarkannya terus terhubung ke listrik meski sudah penuh dapat memperpendek umur baterai. Teknologi baterai lithium-ion modern memang dirancang untuk cerdas, tetapi pengisian daya berkelanjutan pada level 100% atau membiarkannya di level sangat rendah (di bawah 20%) secara rutin dapat mempercepat degradasi sel baterai.

Sebaliknya, usahakan menjaga level baterai antara 20% hingga 80% saat penggunaan sehari-hari. Jika harus terus terhubung listrik saat bekerja, beberapa produsen laptop menyediakan fitur "battery health management" yang bisa membatasi pengisian hingga 80% atau 90% untuk memperpanjang umur baterai.

4. Mengabaikan Pembaruan Sistem Operasi dan Driver

Pembaruan sistem operasi (seperti Windows atau macOS) dan driver perangkat keras bukan hanya tentang fitur baru. Seringkali, pembaruan tersebut mengandung perbaikan bug, peningkatan keamanan, dan optimisasi performa. Mengabaikan pembaruan ini dapat membuat laptop rentan terhadap celah keamanan, mengalami masalah kompatibilitas, atau berjalan kurang efisien.

Driver yang usang, misalnya driver grafis, dapat menyebabkan aplikasi atau game berjalan tidak optimal, bahkan crash. Selalu pastikan sistem operasi dan driver perangkat keras selalu diperbarui untuk mendapatkan performa terbaik dan stabilitas sistem.

5. Menginstal Terlalu Banyak Program yang Tidak Perlu

Setiap program yang terinstal di laptop, terutama yang berjalan di latar belakang (startup programs), akan mengonsumsi sumber daya sistem seperti RAM dan CPU. Jika terlalu banyak program terinstal dan berjalan secara bersamaan, laptop akan bekerja keras, menyebabkan kinerja melambat dan bahkan overheat.

Lakukan pembersihan secara berkala dengan menghapus program-program yang tidak lagi digunakan. Periksa juga aplikasi yang berjalan otomatis saat startup dan nonaktifkan yang tidak perlu. Ini akan membebaskan sumber daya sistem dan membuat laptop terasa lebih responsif.

6. Tidak Menggunakan Antivirus atau Mematikan Firewall

Ancaman malware dan virus dapat merusak sistem operasi, mencuri data, atau bahkan mengubah pengaturan laptop yang menyebabkan kinerja sangat lemot. Mengabaikan penggunaan antivirus atau mematikan firewall adalah kesalahan fatal yang membuka pintu bagi ancaman siber.

Pastikan laptop selalu terlindungi dengan antivirus yang up-to-date dan firewall yang aktif. Lakukan pemindaian rutin untuk mendeteksi dan menghapus potensi ancaman. Keamanan siber adalah bagian integral dari menjaga performa dan kesehatan laptop.

7. Membiarkan Hard Drive Penuh atau Terfragmentasi (untuk HDD)

Untuk laptop yang masih menggunakan Hard Disk Drive (HDD), membiarkan ruang penyimpanan hampir penuh atau sering mengalami fragmentasi data dapat secara signifikan memperlambat kinerja. Saat HDD penuh, sistem akan kesulitan menemukan ruang untuk file baru atau untuk menyimpan data sementara, sementara fragmentasi membuat kepala baca/tulis harus bekerja lebih keras mencari potongan-potongan file yang tersebar.

Usahakan untuk selalu menyisakan setidaknya 15-20% ruang kosong pada drive sistem. Untuk HDD, lakukan defragmentasi secara berkala. Jika laptop menggunakan Solid State Drive (SSD), masalah fragmentasi tidak berlaku, tetapi tetap penting untuk menjaga ruang kosong untuk optimasi kinerja dan umur SSD.

Merawat laptop dengan baik bukanlah tugas yang rumit, melainkan serangkaian kebiasaan kecil yang jika dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak besar pada umur pakai dan performa perangkat. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved