Sumber foto: Pinterest

Ngomong Jujur di Era Basa-Basi: Kok Jadi Sulit, Ya?

Tanggal: 24 Apr 2025 08:35 wib.
Di era komunikasi modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan berbagai platform sosial, kita sering kali terjebak dalam situasi basa-basi. Meskipun kemajuan teknologi seharusnya mempermudah kita dalam berkomunikasi, ternyata kejujuran justru menjadi hal yang sulit untuk diterapkan. Rasa canggung sering kali muncul ketika kita berusaha untuk berbicara secara terbuka, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Kejujuran bisa dikatakan adalah fondasi dari setiap hubungan yang sehat, baik itu hubungan antar teman, pasangan, atau rekan kerja. Namun, di era komunikasi modern, kejujuran semakin terpinggirkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah munculnya berbagai norma sosial yang menuntut kita untuk tampil baik di depan orang lain. Hal ini menciptakan rasa canggung ketika seseorang ingin mengungkapkan isi hati yang sebenarnya.

Coba bayangkan bagaimana kita sering kali lebih memilih untuk memberikan jawaban yang normatif atau klise saat ditanya, "Bagaimana kabar?" Ketimbang memberikan jawaban yang jujur mengenai apa yang sebenarnya kita rasakan. Misalnya, alih-alih berkata, "Saya merasa sedikit tertekan akhir-akhir ini," banyak dari kita yang lebih suka menjawab, "Baik-baik saja," meskipun itu tidak sepenuhnya benar. Ungkapan semacam ini merupakan contoh nyata dari budaya basa-basi yang sudah mengakar dalam masyarakat.

Rasa canggung ini bisa jadi berasal dari berbagai sumber. Salah satunya adalah rasa takut akan penilaian orang lain. Di depan orang yang kita anggap memiliki status sosial lebih tinggi, atau saat berbicara di forum publik, kita sering kali lebih memilih untuk menekan kejujuran kita demi menjaga citra positif. Hal ini bisa sangat merugikan, terutama jika kita merasa tertekan dan tidak memiliki tempat untuk menyalurkan perasaan tersebut.

Selain itu, platform komunikasi modern sering kali memperburuk rasa canggung ini. Melalui media sosial, kita sering kali dituntut untuk memperlihatkan sisi kehidupan yang ideal, yang sering kali jauh dari kenyataan. Hal ini menciptakan tekanan tersendiri buat kita untuk selalu tampil sempurna. Mengungkapkan kejujuran dalam konteks ini bisa menjadi tantangan, karena kita takut disalahpahami atau dianggap remeh.

Namun, kejujuran sangat penting untuk membangun hubungan yang lebih baik dan lebih sehat. Dalam dunia kerja, misalnya, komunikasi yang jujur dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih terbuka dan produktif. Ketika kita berani berbicara jujur mengenai kekhawatiran atau tantangan yang dihadapi, kita dapat menemukan solusi yang lebih baik dan lebih cepat. Tetapi, bagaimana cara melakukan ini tanpa membuat situasi terasa canggung?

Salah satu cara untuk mengurangi rasa canggung saat berbicara jujur adalah dengan memulai dari hal-hal kecil. Melatih diri untuk berbagi pikiran dan perasaan dalam situasi yang lebih aman dan nyaman dapat membantu kita untuk terbiasa. Ketika kita berlatih berkomunikasi dengan jujur, kita juga dapat membantu orang lain merasa lebih nyaman untuk melakukan hal yang sama.

Di dalam hubungan interpersonal, kejujuran dapat mengurangi kecanggungan dan menciptakan kedekatan yang lebih dalam. Ketika kita saling terbuka, kita tidak hanya membangun ikatan emosional yang kuat, tetapi juga menciptakan ruang bagi orang lain untuk menyampaikan perasaan mereka. Ini adalah langkah penting dalam membuat komunikasi yang lebih sehat di era komunikasi modern ini, di mana basa-basi telah banyak menguasai percakapan sehari-hari. 

Kesadaran akan pentingnya kejujuran dalam komunikasi bukan hanya tentang menghilangkan rasa canggung. Ini juga mengajak kita untuk lebih menghargai diri sendiri dan orang lain dalam setiap percakapan yang kita lakukan. Apakah kita berani menyuarakan kebenaran dengan tulus?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved