Sumber foto: Canva

Ngantuk Terus: Kenapa Rasanya Sulit Bangun?

Tanggal: 14 Jul 2025 17:18 wib.
Pernahkah merasa sudah tidur cukup, tapi mata rasanya berat sekali setiap pagi? Atau mungkin, belum juga siang, tapi kepala sudah sering nunduk saat bekerja atau beraktivitas? Rasa kantuk terus-menerus ini bukan cuma soal malas-malasan. Seringkali, ini tanda ada sesuatu yang tidak beres di tubuh atau gaya hidup. Menyelami penyebabnya bisa membantu kita menemukan solusi agar tidak lagi didera kantuk sepanjang hari.

Kurang Tidur Berkualitas: 

Penyebab paling jelas dari rasa kantuk yang tidak berkesudahan tentu saja adalah kurang tidur. Bukan cuma soal jam tidur yang sedikit, tapi juga kualitas tidur. Kita mungkin sudah berusaha tidur 7-8 jam, tapi kalau sering terbangun, tidurnya gelisah, atau mendengkur parah, tubuh tidak benar-benar istirahat maksimal. Pola tidur yang tidak teratur, seperti sering begadang dan bangun siang di akhir pekan (jet lag sosial), juga bisa mengacaukan ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis alami kita. Akibatnya, tubuh bingung kapan harus merasa segar dan kapan harus istirahat. Kurang tidur kronis ini menumpuk, membuat kita merasa terus-menerus lelah, bahkan saat sudah berusaha tidur.

Kondisi Medis yang Menyebabkan Kantuk Berlebihan

Rasa kantuk yang persisten terkadang merupakan alarm dari tubuh yang menandakan adanya kondisi medis tertentu. Salah satu yang paling umum adalah anemia, di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke jaringan. Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, rasa lelah dan kantuk adalah reaksi wajar.

Kemudian ada apnea tidur, kondisi serius di mana pernapasan seseorang berulang kali berhenti dan dimulai lagi saat tidur. Ini menyebabkan kualitas tidur sangat buruk meski terlihat seperti tidur nyenyak. Gejalanya seringkali berupa mendengkur keras dan terbangun dengan napas tersengal.

Hipotiroidisme, di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon, juga bisa memperlambat metabolisme tubuh secara keseluruhan, termasuk energi, yang berujung pada rasa lelah dan kantuk. Kondisi lain seperti diabetes (kadar gula darah tidak stabil), depresi, kecemasan, hingga sindrom kelelahan kronis juga bisa memanifestasikan diri dalam bentuk rasa kantuk yang berlebihan. Penting untuk tidak mengabaikan rasa kantuk yang tidak wajar dan berkepanjangan, karena bisa jadi itu adalah gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius.

Pola Makan dan Hidrasi: Bahan Bakar Tubuh

Apa yang kita makan dan minum juga sangat memengaruhi tingkat energi. Pola makan yang tidak seimbang, terutama yang tinggi gula dan karbohidrat olahan, bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti dengan penurunan drastis, atau "sugar crash," yang membuat kita merasa lelah dan lesu. Tubuh membutuhkan asupan nutrisi makro (karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat) dan mikro (vitamin dan mineral) yang seimbang agar bisa berfungsi optimal.

Selain itu, dehidrasi adalah penyebab kantuk yang sering diremehkan. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup cairan, sirkulasi darah melambat, volume darah berkurang, dan nutrisi serta oksigen tidak terdistribusi dengan efisien ke seluruh tubuh, termasuk otak. Akibatnya, energi menurun drastis dan rasa kantuk pun menyerang. Minum air putih yang cukup sepanjang hari adalah langkah sederhana namun efektif untuk menjaga tingkat energi.

Kurangnya Aktivitas Fisik dan Stres Mental

Mungkin terdengar paradoks, tapi kurangnya aktivitas fisik justru bisa membuat tubuh merasa lebih lesu. Olahraga teratur membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengirimkan oksigen dan nutrisi lebih efisien ke seluruh tubuh, serta melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati dan energi. Gaya hidup yang terlalu banyak duduk membuat metabolisme melambat dan tubuh terasa lebih tidak bertenaga.

Di sisi lain, stres mental dan beban pikiran yang berlebihan juga bisa menguras energi secara signifikan. Otak terus bekerja keras mengatasi tekanan, yang bisa menyebabkan kelelahan mental bahkan tanpa aktivitas fisik yang berat. Stres kronis juga dapat mengganggu pola tidur, menciptakan lingkaran setan di mana stres menyebabkan kurang tidur, dan kurang tidur memperburuk stres serta rasa kantuk. Mengelola stres melalui meditasi, hobi, atau waktu istirahat yang cukup adalah penting.

Lingkungan Tidur dan Kebiasaan Malam Hari

Faktor lingkungan juga berperan besar. Kualitas lingkungan tidur yang buruk, seperti kamar yang terlalu terang, bising, suhu tidak nyaman, atau kasur dan bantal yang tidak mendukung, bisa mengganggu tidur nyenyak. Selain itu, kebiasaan buruk sebelum tidur, seperti menggunakan gawai dengan layar biru (ponsel, tablet) yang menekan produksi hormon melatonin (hormon tidur), atau mengonsumsi kafein dan alkohol, dapat merusak kualitas tidur secara drastis. Sebuah rutinitas tidur yang konsisten dan lingkungan yang kondusif sangat esensial untuk mendapatkan istirahat yang berkualitas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved