Sumber foto: iStock

Negara-negara Ini Kekurangan Populasi Pria, Ada Apa?

Tanggal: 16 Jun 2024 17:17 wib.
Jumlah populasi di dunia mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Ketidakseimbangan rasio laki-laki dan perempuan menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk diamati. Pada beberapa negara, terdapat ketimpangan yang cukup mencolok di mana populasi laki-laki jauh lebih sedikit dibandingkan perempuan. Hal ini tentu menimbulkan berbagai implikasi dalam struktur sosial dan hubungan antar gender di negara-negara tersebut.

1. Armenia: Genosida dan Dampaknya terhadap Rasio Laki-laki dan Perempuan

Armenia, negara di Asia Tengah, memiliki jumlah populasi pria yang jauh lebih sedikit dibanding populasi wanita. Salah satu faktor utama yang memengaruhi ketidakseimbangan ini adalah genosida yang terjadi selama Perang Dunia I. Banyak kaum pria menjadi korban dari genocide tersebut, yang menyebabkan jumlah populasi pria di Armenia menjadi rendah. Dampak dari ketidakseimbangan gender ini membuat Armenia menjadi salah satu negara di dunia yang kekurangan populasi pria. Para wanita di Armenia, akibat dari kondisi ini, seringkali memilih untuk mencari pasangan hidup di luar negeri, meningkatkan angka migrasi.

2. Ukraina: Dampak Perang Terhadap Rasio Gender

Ukraina, negara yang tengah dilanda perang, juga mengalami ketimpangan dalam rasio populasi laki-laki dan perempuan. Sebagian besar korban jiwa akibat perang di Ukraina adalah kaum pria, menyebabkan jumlah populasi pria di negara ini menjadi lebih sedikit dari populasi wanita. Selain itu, dampak Perang Dunia II juga memiliki kontribusi besar terhadap penurunan jumlah populasi pria di Ukraina. Ketimpangan gender yang terjadi di Ukraina menjadi salah satu tantangan sosial yang perlu diatasi secara serius, baik dalam upaya rekonstruksi pasca-perang maupun pembangunan masa depan.

3. Belarusia: Rendahnya Rasio Laki-laki dan Perempuan akibat Perang Dunia II

Belarusia juga termasuk dalam daftar negara yang memiliki ketimpangan rasio laki-laki dan perempuan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari Statistic Times, perbandingan populasi pria di Belarusia hanya mencapai 85,1 dibandingkan dengan populasi wanita yang mencapai 100. Faktor utama dari rendahnya populasi pria di Belarusia adalah terkait dengan konsekuensi dari Perang Dunia II. Banyak kaum pria Belarusia yang gugur dalam mempertahankan negaranya, meninggalkan ketimpangan gender yang masih terasa hingga saat ini.

4. Latvia: Konsumsi Alkohol dan Masalah Kesehatan sebagai Faktor Penyebab Ketimpangan Gender

Negara kecil yang berada di pesisir Laut Baltik, Latvia, juga memiliki rasio kesenjangan yang tinggi antara populasi laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor seperti konsumsi alkohol yang tinggi dan kecenderungan merokok di kalangan kaum pria Latvia turut mendorong angka kematian yang tinggi di negara ini. Selain itu, tingginya angka bunuh diri yang dilakukan oleh kaum pria juga menjadi masalah serius bagi Latvia. Semua faktor ini bersama-sama berkontribusi terhadap ketimpangan gender di Latvia, yang menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

5. Rusia: Konteks Sejarah dan Gaya Hidup sebagai Penyebab Dari Ketimpangan Gender

Rusia, negara dengan wilayah terbesar di dunia, juga mengalami ketimpangan dalam rasio populasi laki-laki dan perempuan. Terdapat hanya sekitar 47 persen populasi penduduk Rusia yang merupakan kaum pria. Dampak buruk dari Perang Dunia II turut menjadi faktor penting dari ketimpangan gender ini. Seiring dengan itu, perilaku hidup yang tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol yang tinggi juga mendukung angka kematian yang tinggi di kalangan pria Rusia. Fenomena migration yang diakibatkan oleh ketimpangan gender ini juga menjadi suatu perhatian bagi Rusia.

Menggunakan data dari berbagai negara yang mengalami ketimpangan rasio laki-laki dan perempuan, kami dapat melihat bahwa masalah ini memiliki dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Implikasi sosial, ekonomi, dan politik dari ketimpangan gender ini menjadi fokus utama dalam upaya memahami fenomena ini lebih dalam dan menemukan solusi yang tepat. Dengan keterlibatan semua pihak, diharapkan ketimpangan gender ini dapat diminimalkan dan salah satunya akan melalui pengaturan kebijakan yang sesuai di bidang pendidikan, kesehatan, dan kebijakan sosial lainnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved