Napak Tilas Seni: Koleksi Hendra Hadiprana Dipamerkan di Galeri Hadiprana

Tanggal: 25 Agu 2025 22:23 wib.
Galeri Hadiprana di Jakarta Selatan akan menghadirkan pameran bertajuk “Retrospeksi Napak Tilas Seni” mulai 23 Agustus hingga 15 September 2025. Pameran ini menjadi bentuk penghormatan bagi arsitek sekaligus kolektor seni Hendra Hadiprana, sosok yang sepanjang hidupnya lekat dengan kecintaan pada seni rupa Indonesia.

Sejumlah karya maestro akan dipajang, mulai dari Gregorius Sidharta Soegijo, Sadali, Srihadi, Ad Pirous, Jeihan, hingga Yusuf Affendi. Tak hanya itu, karya seniman muda yang pernah bermitra dengan Hendra seperti Wayan Bawa Antara, Made Gunawan, Putu Bonus, dan Ketut Seno juga akan turut ditampilkan.

Putri sulung Hendra, Puri Hadiprana, menuturkan bahwa pameran ini bukan sekadar ajang apresiasi seni, tetapi juga sebuah perjalanan ingatan.

“Napak Tilas adalah saat semua orang tak meninggalkan sejarah, meski zaman terus berubah. Koleksi ini meneguhkan bahwa seni itu jujur, dicintai dengan hati, dan menorehkan kecintaan yang tak pernah matiseperti ayah ketika pertama kali terpikat pada seni modern,” ujar Puri.

Kecintaan Hendra pada seni bermula pada 1957, saat ia baru pulang dari studinya di Belanda. Ketika itu, ia jatuh hati pada lukisan Penyaliban Yesus karya G. Sidharta yang dipajang di Hotel Des Indes, Jakarta. Butuh waktu satu tahun baginya hingga akhirnya berhasil memiliki lukisan tersebut yang kemudian menjadi koleksi pertamanya.

Menurut Johanda, manajer Galeri Hadiprana, semangat Hendra yang akrab disapa Om Henk adalah keyakinan bahwa seniman Indonesia memiliki kualitas yang setara dengan seniman Eropa.

“Om Henk mengamati perkembangan tiap seniman. Ia percaya karya-karya mereka adalah cerminan sejati dari kecerdasan, hati, dan jiwa seniman Indonesia,” kata Johanda.

Sejak kembali ke Indonesia di tengah kondisi politik-ekonomi yang sulit pada akhir 1950-an, Hendra memutuskan untuk membaktikan hidupnya pada seni dan budaya. Ia mendirikan Firma Konsultan Desain Hadiprana pada 1958, lalu membuka galeri seni pertamanya pada 1962 dengan nama Prasta Pandawa yang kelak berevolusi menjadi Galeri Hadiprana pada 1970.

Bagi Hendra, seni dan arsitektur adalah dua hal yang tak terpisahkan. “Dalam mimpi saya, arsitektur adalah cara hidup, sebuah sikap untuk menghargai seni dan budaya,” begitu pesannya semasa hidup.

Hendra Hadiprana lahir di Bogor pada 13 Agustus 1929 dan wafat pada 1 Januari 2018. Warisannya tidak hanya berupa karya desain dan bangunan, tetapi juga jejak panjang dalam dunia seni rupa Indonesia yang kini kembali dihidupkan lewat pameran retrospeksi ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved