Musim Hujan Bisa Tingkatkan Risiko Kanker, Dokter Ungkap Bahayanya
Tanggal: 28 Agu 2025 14:13 wib.
Musim hujan yang sedang melanda berbagai wilayah di Asia ternyata tidak hanya membawa risiko penyakit menular seperti infeksi pernapasan, diare, atau demam berdarah, tetapi juga bisa meningkatkan ancaman yang jauh lebih serius, yakni kanker. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Tarang Krishna, MD, seorang spesialis kanker, yang menekankan bahwa air dan makanan yang kita konsumsi pada musim hujan bisa menjadi “perangkap kanker” apabila masyarakat tidak benar-benar berhati-hati dalam menjaga kualitasnya.
Menurut Dr. Krishna, air hujan yang turun tidak selalu murni dan bersih. Dalam perjalanannya, air tersebut kerap membawa polutan industri, pestisida, limbah plastik, hingga sisa-sisa bahan kimia berbahaya lainnya. Ketika air tercemar itu masuk ke sungai atau sumber air lain yang digunakan manusia, maka ikan dan hasil perairan yang ditangkap bisa menyerap racun, termasuk logam berat seperti merkuri dan senyawa berbahaya seperti PCB (polychlorinated biphenyls). Kedua zat ini telah lama dikenal berkaitan erat dengan berbagai jenis kanker. Sebuah penelitian yang dilakukan di pasar-pasar tradisional Mumbai bahkan menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen sampel ikan yang dijual pada musim hujan memiliki kadar logam berat melebihi batas aman. Dengan kata lain, sajian ikan segar yang terlihat menggoda di musim hujan justru bisa membawa ancaman tersembunyi bagi kesehatan karena diam-diam menyimpan zat karsinogenik.
Tak hanya itu, air minum yang tidak diolah dengan baik juga berpotensi menjadi sumber bahaya. Air sumur bor, air pompa tangan, atau bahkan air keran bisa tercampur dengan pestisida, logam berat, dan sisa limbah yang terbawa arus hujan. Jika air tersebut tidak dimasak dengan sempurna, maka kandungan berbahaya itu bisa masuk ke dalam tubuh dan meningkatkan risiko kanker, khususnya kanker kandung kemih serta kanker perut. Begitu pula dengan sayuran yang tumbuh di tanah tercemar, yang bisa menyimpan racun dalam jangka panjang dan masuk ke rantai makanan sehari-hari tanpa disadari.
Selain air dan makanan, bahaya lain juga datang dari lingkungan sekitar tempat tinggal. Hujan deras sering membuat dinding rumah dan bangunan menjadi lembap, dan kondisi ini sangat ideal bagi pertumbuhan jamur berbahaya seperti Aspergillus flavus. Jamur ini dapat menghasilkan aflatoksin, salah satu karsinogen alami paling kuat yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, WHO mencatat sekitar 25–28 persen kasus kanker hati di Asia berkaitan langsung dengan paparan aflatoksin. Yang lebih mengkhawatirkan, spora jamur ini tidak hanya tumbuh di makanan yang lembap atau berjamur, tetapi juga bisa menyebar melalui udara, termasuk dari pendingin ruangan (AC) di rumah atau kantor yang jarang dibersihkan. Artinya, risiko terhirupnya spora berbahaya ini semakin besar ketika musim hujan tiba.
Oleh sebab itu, Dr. Krishna menyarankan masyarakat untuk lebih waspada dan disiplin menjaga kebersihan serta keamanan makanan dan minuman. Air yang akan diminum sebaiknya selalu direbus dan disaring terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, sehingga risiko paparan zat berbahaya bisa ditekan. Ia juga menekankan pentingnya menghindari penggunaan sumber air yang tidak diolah, seperti sumur bor atau pompa tangan yang kualitasnya tidak terjamin. Untuk konsumsi ikan, pilihlah penjual atau pemasok yang terpercaya agar lebih terjamin asal-usulnya, serta hindari membeli ikan dari sumber perairan yang terindikasi tercemar. Makanan juga sebaiknya disimpan di tempat yang kering, dan apabila ada bahan makanan yang terlihat lembap, berjamur, atau berbau aneh, sebaiknya langsung dibuang karena berpotensi mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh.
Musim hujan memang sering membawa suasana yang sejuk dan menenangkan, tetapi di balik itu terdapat ancaman tersembunyi yang perlu diwaspadai. Kewaspadaan dalam memilih makanan, menjaga kualitas air, serta memastikan lingkungan tetap bersih dan bebas jamur bukan hanya bisa mencegah infeksi musiman, tetapi juga dapat melindungi masyarakat dari risiko kanker yang bisa timbul akibat paparan zat berbahaya yang terbawa air hujan. Dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten, masyarakat dapat menikmati musim hujan tanpa harus dibayangi rasa takut terhadap bahaya kesehatan yang mengintai.