Mungkinkah Anak-anak Mengalami Skizofrenia? Simak Penjelasannya!
Tanggal: 8 Feb 2025 17:07 wib.
Tampang.com | Skizofrenia biasanya dikenal sebagai gangguan mental yang menyerang dan mempengaruhi orang dewasa. Dalam banyak kasus, gejala skizofrenia muncul setelah masa pubertas, dan mayoritas diagnosa terjadi pada individu yang berada di usia remaja hingga awal 30-an. Namun, perlu dicatat bahwa skizofrenia juga dapat terjadi pada anak-anak, meskipun fenomena ini sangat jarang.
Menurut informasi dari Cleveland Clinic, skizofrenia pediatrik, istilah untuk skizofrenia yang berkembang sebelum usia 13 tahun, dapat terjadi pada anak-anak. Meskipun frekuensinya rendah, skizofrenia pada usia dini ini dapat memiliki dampak yang sangat signifikan dan merugikan. Anak-anak yang mengalami gangguan ini memiliki cara pandang terhadap kenyataan yang cenderung tidak normal dan berbeda dari kebanyakan anak sebayanya.
Gejala skizofrenia pada anak-anak dapat mirip dengan gejala yang ditemukan pada orang dewasa, tetapi sering kali lebih sulit untuk dikenali karena mereka masih berada dalam fase perkembangan. Menurut Mayo Clinic, gangguan ini dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan anak, seperti cara berpikir, perilaku, dan kemampuan mengendalikan emosi.
Tanda-tanda awal skizofrenia pada anak-anak bisa sangat bervariasi. Misalnya, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam berpikir dan menalar, menunjukkan ide atau ucapan yang aneh, serta menarik diri dari interaksi sosial dengan teman dan anggota keluarga. Selain itu, mereka dapat menderita masalah tidur, penurunan motivasi yang terlihat dari performa akademis, hingga kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi atau berpakaian. Perilaku agresif, penggunaan obat-obatan terlarang, dan mudah tersinggung juga menjadi tanda-tanda yang perlu diperhatikan.
Namun, penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini bisa jadi mengindikasikan masalah lain dan bukan semata-mata skizofrenia. Jika skizofrenia pediatrik memang terjadi, gejala yang lebih khas akan muncul, antara lain delusi, halusinasi, gangguan pemikiran, dan perilaku motorik yang tidak biasa.
Delusi adalah keyakinan yang salah dan tidak berdasar pada kenyataan. Misalnya, anak mungkin berpikir bahwa seseorang menginginkannya secara romantis atau merasa dirinya dalam bahaya meskipun tidak ada bukti yang mendasarinya. Halusinasi, di sisi lain, membuat anak melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada; ini bisa berupa suara-suara atau bahkan penglihatan yang tampak sangat nyata bagi mereka.
Anak-anak yang mengalami skizofrenia juga sering menunjukkan pemikiran yang tidak teratur, yang terlihat dari kesulitan mereka dalam berkomunikasi. Mereka mungkin memberikan jawaban yang tidak relevan saat diajak bicara atau bahkan berbicara dalam urutan kata yang tidak logis. Selain itu, perilaku motorik bisa menjadi sangat aneh atau tidak teratur, mulai dari kesulitan merespons instruksi hingga gerakan berlebihan yang tampak tidak berguna.
Pada akhirnya, gejala negatif juga menjadi ciri khas skizofrenia, di mana anak mungkin menunjukkan penurunan dalam ekspresi wajah, bicara dengan nada datar, dan kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
Berbagai dampak dari skizofrenia bisa sangat memengaruhi perkembangan dan perilaku anak, sehingga sangat penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda awal. Jika Anda mencurigai bahwa anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, konsultasikanlah dengan profesional kesehatan jiwa untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.