Metode Kurangi Makan Dapat Berdampak Buruk pada Metabolisme Tubuh
Tanggal: 1 Agu 2024 17:32 wib.
Metode pengurangan makan seringkali dianggap sebagai cara cepat untuk menurunkan berat badan. Namun, alih-alih mencapai tujuan tersebut, mengurangi asupan makanan secara drastis dapat berdampak buruk pada metabolisme tubuh. Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Rituja Ugalmugle, seorang spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Wockhardt, Mumbai Central, mengurangi asupan kalori secara signifikan dapat memperlambat metabolisme tubuh, sehingga lebih sulit untuk menurunkan berat badan bahkan bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Menurut Dr. Rituja, ketika seseorang mengurangi asupan kalori secara signifikan, tubuh dapat memasuki mode kelaparan. Mode ini adalah mekanisme bertahan hidup yang memungkinkan tubuh untuk menghemat energi selama masa kekurangan makanan. Dalam mode kelaparan ini, metabolisme tubuh akan dipperlambatkan untuk menjaga simpanan lemak, sehingga proses penurunan berat badan menjadi lebih sulit.
Selain itu, dampak mengurangi makan atau mengonsumsi terlalu sedikit kalori juga dapat menyebabkan hilangnya massa otot. Hal ini disebabkan karena jaringan otot membakar lebih banyak kalori saat istirahat daripada jaringan lemak. Dengan demikian, kehilangan massa otot akan menurunkan laju metabolisme secara keseluruhan, yang kemudian membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit dan kenaikan berat badan lebih mungkin terjadi.
Tidak hanya itu, pola makan yang ketat seringkali berdampak negatif pada keseimbangan nutrisi tubuh. Dr. Rituja mengungkapkan bahwa diet yang ketat dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh. Kekurangan nutrisi ini dapat mengganggu fungsi tubuh yang normal, seperti ketidakseimbangan hormon, terutama hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti ghrelin dan leptin. Ketidakseimbangan hormon ini dapat meningkatkan rasa lapar dan menyebabkan makan berlebihan atau keinginan makan, yang pada akhirnya akan menimbulkan penambahan berat badan.
Tidak hanya itu, diet yang terlalu ketat juga dapat menimbulkan stres secara mental dan emosional, serta meningkatkan produksi hormon kortisol yang terkait dengan penambahan berat badan, terutama di bagian perut. Tingginya kadar kortisol dapat mendorong tubuh untuk menyimpan lemak, terutama lemak visceral.
Terakhir, mengurangi makan juga dapat mengurangi pengeluaran energi lebih dari yang diharapkan berdasarkan asupan kalori yang disebut dengan proses termogenesis adaptif. Proses ini adalah mekanisme perlindungan tubuh terhadap kelaparan, tetapi dapat menghambat upaya penurunan berat badan.