Merokok dan Dampak Kesehatan yang Lebih Parah
Tanggal: 13 Jun 2024 04:37 wib.
Dokter spesialis penyakit dalam sub spesialis kardiovaskular dari Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Ika Prasetya Wijaya Sp.PD KKV, menyatakan bahwa merokok dapat memicu masalah kesehatan dan penyakit penyerta hingga tiga kali lipat lebih parah dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Menurut Ika, penderita darah tinggi yang juga merokok memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner. Begitu pula dengan penderita diabetes, risiko mereka untuk mengalami komplikasi kesehatan akibat penyakit jantung akan bertambah tiga kali lipat, bahkan menjadi sembilan kali lipat. Selain itu, merokok juga dapat memperparah kondisi kesehatan secara eksponensial dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Dalam sebuah diskusi kesehatan daring di Jakarta, Ika menjelaskan bahwa merokok dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan kualitas pekerjaan. Selain itu, perokok aktif juga berpotensi menyebarkan penyakit pada perokok pasif, yang dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih berat.
Lebih lanjut, Ika menyatakan bahwa pemulihan kesehatan bagi perokok yang sudah terkena penyakit akan lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang menjalani pola hidup sehat. Selain itu, penderita yang terkena penyakit jantung akibat merokok mungkin harus mengonsumsi obat-obatan tertentu, beberapa di antaranya harus diminum seumur hidup, tergantung pada kondisi jantung masing-masing.
Faktor risiko lain yang juga perlu diwaspadai terkait penyakit jantung adalah riwayat keluarga dengan penyakit jantung, stroke, atau keguguran di usia muda. Menurut Ika, faktor genetik dapat berperan dalam peningkatan risiko penyakit jantung koroner, dan ada pula sindrom antifosfolipid pada wanita yang dapat mempercepat timbulnya penyakit jantung koroner, terutama bagi mereka yang mengalami keguguran atau stroke di usia muda. Oleh karena itu, perlu mewaspadai kondisi ini.
Ika juga menyarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mulai dari usia 20-an setiap tahunnya, khususnya bagi individu yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Selain itu, menjaga pola hidup sehat dan tidak merokok, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin, dapat membantu mendeteksi dini gangguan pada fungsi jantung. Menghindari stres juga sangat penting, karena perasaan tidak tenang dapat meningkatkan detak jantung dan mempercepat kerusakan dinding pembuluh darah, sehingga berpotensi menimbulkan penyempitan.
Pola hidup sehat dan mewaspadai faktor risiko penyakit jantung, termasuk dampak buruk merokok, merupakan langkah yang penting untuk menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan. Dengan informasi yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sesuai, risiko penyakit jantung dapat diminimalkan, sehingga seseorang dapat hidup dengan kualitas hidup yang lebih baik dan sehat jasmani. Menjaga kesehatan jantung adalah investasi jangka panjang yang penting bagi kesejahteraan tubuh dan kebahagiaan hidup.