Merasa Tak Bahagia? Atasi dengan Lakukan Hal Ini
Tanggal: 21 Sep 2017 14:59 wib.
Tampang.com - Ketika perasaan tak bahagia muncul, biasanya kita atasi dengan lakukan hal positif. Namun, hal ini ternyata tak mampu ubah suasana menjadi bahagia.
Menurut Mo Gawdat penulis buku Solve for Happy, menyingkirkan ketidakbahagiaan ternyata bukanlah solusi untuk mendapatkan kebahagiaan kembali. Jika disingkirkan, kemungkinan rasa itu dapat muncul kembali, sehingga menimbulkan dampak yang berkepanjangan.
"Ketika sesuatu memicu ketidakbahagiaan, langkah terbaik adalah 'mengunjunginya' dan menghadapinya," kata Gawdat pada sebuah takshowbaru-baru ini di New York City, yang dirangkum oleh Shana Lebowitz di Business Insider.
Gawdat mengibaratkan rasa tidak bahagia seperti sakit perut, Anda harus menemukan sebab utamanya dan melakukan perawatan untuk kembali sembuh. Hanya saja, terkadang lebih mudah mengenali penyakit fisik ketimbang menyadari bahwa Anda merasa tidak bahagia.
"Bila ada sesuatu yang mengganjal di hati, membuat Anda sulit tersenyum, dan lebih ingin menangis atau mengurung diri, berhentilah sejenak untuk mengenali perasaan Anda lebih dalam,” Gawdat menjelaskan. "Bahkan jika Anda belum tahu apa penyebabnya, akuilah bahwa 'Saya tidak merasa baik-baik saja.'"
Meskipun terlihat tak menyenangkan untuk melakukan hal ini, sebuah penelitian mendukung saran dari Gawdat ini. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology edisi Agustus menyebutkan, rahasia kebahagiaan adalah kemampuan untuk bisa merasa “payah”, sedih, atau apapun itu yang membuat Anda tidak bahagia.
Penelitian tersebut menyurvei 2.300 mahasiswa usia kuliah di A.S., Brazil dan China, dan menanyakan kepada mereka tentang emosi yang mereka ingin rasakan, ingin mereka kurangi, dan emosi mana yang sebenarnya sedang mereka rasakan.
Para mahasiswa yang melaporkan kepuasan hidup lebih besar dan lebih sedikit gejala depresi adalah mereka yang benar-benar merasakan emosi apa pun, baik itu negatif maupun positif.
"Ingin bahagia atau gembira sepanjang waktu tidak terlalu realistis, begitu juga dengan berkata ‘saya baik-baik saja’ sepanjang waktu," kata penulis studi Maya Tamir, seorang profesor psikologi di The Hebrew University of Jerusalem, kepada HuffPost.
"Jika kita bisa menerima dan bahkan menyambut emosi negatif yang kita miliki, mengakuinya, dan mencari jalan keluar, baik itu sendiri atau dengan bantuan orang lain, kita cenderung lebih bahagia dan lebih puas. "
Jadi, saran Gawdat, pada saat Anda merasa tidak bahagia, cobalah untuk benar-benar merasakan apa yang membuat Anda tidak bahagia. Menangislah bila perlu.
Dan bila memungkinkan, berbagilah dengan orang yang benar-benar Anda percaya, sehingga rasa tidak bahagia perlahan akan berkurang, dan tergantikan oleh rasa yang lebih positif.